TOILET TRAINING BERBASIS VISUAL INTERAKTIF
(Solusi Menarik Mengajarkan Anak Menggunakan Toilet Sejak Dini)
Andi Annisa Eka Aprilda
Angkatan VI UKM KPI Unhas
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan salah satu strategi yang dicanangkan oleh Departemen Kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan millenium 2015 melalui rumusan visi dan misi Indonesia Sehat1. Mengingat dampak dari perilaku terhadap derajat kesehatan cukup besar (30-35% terhadap derajat kesehatan), maka diperlukan berbagai upaya untuk mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat.

Menurut RISKESDAS tahun 2013, proporsi nasional masyarakat Indonesia yang berperilaku benar dalam BAB adalah 82,6% dengan lima provinsi berada dibawah persentase nasional
2. Hal ini perlu menjadi perhatian, mengingat bahwa salah satu dari indikator PHBS secara individu adalah Buang Air Besar (BAB) di toilet.
Usia dini merupakan masa dimana anak-anak mulai peka dan sensitif terhadap setiap stimulus seperti bimbingan, pengarahan dan penanaman kebiasaan. Oleh sebab itu, perlu dilakukan upaya promotif dan preventif untuk menumbuhkan kebiasaan dan kesadaran anak dalam berperilaku hidup bersih dan sehat3. Di Indonesia diperkirakan jumlah balita mencapai 30% dari 250 juta jiwa penduduk. Menurut survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) nasional diperkirakan jumlah balita yang susah mengontrol BAB dan BAK di usia sampai prasekolah mencapai 75 juta anak.
Dalam upaya memperkenalkan dan mengubah perilaku, kehadiran suatu media sangat diperlukan agar apa yang disampaikan dapat tersimpan dalam memori seseorang. Penggunaan media yang unik dan menarik mampu memberikan penguatan memori khususnya bagi anak-anak4.
Berdasarkan latar belakang tersebut, perlu adanya pelatihan menggunakan toilet pada anak usia dini dengan metode yang menarik dan mudah dipahami sebagai upaya meningkatkan derajat kesehatan anak di Indonesia.
TOILET TRAINING DAN MEDIA PENUNJANG
Anak usia dini merupakan anak yang berada pada usia 0-8 tahun yang sedang berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun mental. Masa tersebut disebut juga sebagai “golden age” dimana hampir seluruh potensi anak mengalami masa peka untuk tumbuh dan berkembang secara cepat dan hebat. Di masa ini, pemberian pelajaran bagi anak sangat diperlukan.
Toilet training adalah suatu usaha melakukan latihan buang air besar dan buang air kecil. Toilet trainingdapat dilakukan pada anak usia dini yang bertujuan untuk melatih kemandirian anak dalam keterampilan menggunakan toilet. Anak dikatakan lulus menguasai keterampilan tersebut ketika anak bisa jalan sendiri ke toilet kemudian membuka celana untuk buang air kecil (BAK) atau buang air besar (BAB) dan kembali memakai celananya lagi5.
Menurut American Academy of Pediatric, tidak ada batasan usia yang tepat untuk melatih anak untuktoilet training , semua tergantung kesiapan fisik dan psikis anak serta kesiapan orang tua. Namun lebih baik agar sedari awal membiasakan anak untuk hal tersebut. Secara umum, kesiapan anak timbul sekitar usia 18 bulan sampai 2,5 tahun.
Indikator kesiapan anak untuk diberi pelatihan kebiasaan menggunakan toilet dapat dilihat jika telah memenuhi hal-hal berikut:
- Anak sudah bisa menirukan orang tua dan menunjukkan rasa tertarik untuk belajar, misalnya mengikuti orang tua ke kamar mandi
- Anak mampu mengembalikan benda-benda ke tempatnya, baik diminta ataupun tidak
- Anak mampu menunjukkan tanda kemandirian dengan berkata “tidak”
- Anak sudah mampu berjalan dan duduk dengan baik
- Anak mampu menyampaikan rasa ingin buang air (kecil atau besar)
- Anak mampu melepas dan mengenakan pakaiannya seorang diri
Pelaksanaan toilet training ini tentunya sangat memerlukan konsistensi dan perlakuan komprehensif oleh seluruh keluarga atau yang terlibat dalam pengasuhan anak tersebut. Secara umum, tahapan toilet training yang dianjurkan yaitu5:
- Penyampaian maksud buang air
- Melepas pakaian atau celana
- Buang air di toilet
- Membersihkan bagian tubuh setelah membuang air
- Mengenakan pakaian kembali
- Menyiram toilet
- Mencuci tangan dengan sabun
Penatalaksanaan tahapan tersebut membutuhkan peran komunikasi yang efektif antara anak dan orang tua. Pemberian motivasi dan reward juga akan mempengaruhi keberhasilan pelatihan tersebut. Penting juga untuk memperhatikan kondisi temperamen anak agar tidak ada kesan pemaksaan. Untuk menunjang keberhasilannya, metode pelatihan berbasis visual interaktif dapat diterapkan agar anak lebih paham pentingnya penggunaan toilet.
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa pemberian edukasi dengan basis media visual sangat berpengaruh besar terhadap tingkat penyerapan informasi yang disampaikan kepada anak. Media visual yang dapat digunakan pada rangkaian tahapan toilet training ini yaitu penggunaan gambar yang menampilkan tata cara menggunakan toilet dengan kartun yang dapat menarik perhatian anak.
Media gambar ini selanjutnya akan menjadi kesatuan rangkaian yang dapat ditunjang dengan pola komunikasi interaktif orang tua atau pengasuh dengan cara menjelaskan gambar tersebut. Gambar-gambar yang dapat diperlihatkan contohnya yaitu meliputi pengenalan toilet (bentuk dan fungsinya), cara melepaskan dan memasang celana, cara membersihkan tubuh, serta mencuci tangan setelah buang air.
Diharapkan dengan metode pengenalan dengan gambar tersebut, akan menunjang perubahan perilaku anak yang awalnya belum terbiasa menggunakan toilet menjadi terbiasa untuk menggunakannya.
KESIMPULAN
Pemberian toilet training sejak dini adalah modal dasar yang dibutuhkan oleh anak untuk membentuk kemandirian khususnya dalam menjaga kebersihan dan kesehatan dirinya. Segala hal yang telah menjadi kebiasaan sejak kecil, akan menetap hingga dewasa. Melalui hal tersebut, sedikitnya dapat membawa perubahan derajat kesehatan di Indonesia menjadi lebih baik.
REFERENSI
- Kementrian Kesehatan RI. Pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat. Rapat kerja kesehatan nasional regional tengah. 2015.
- Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia.Riset kesehatan dasar (RISKESDAS) 2013.
- Notoadmodjo, S. Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta: Rineka Cipta; 2007.
- Tjahjowati S, Prawitasari JE, Pramana D. Metode alternatif pendidikan kesehatan bagi kader posyandu. Berita kedokteran masyarakat. 1997. XIII (3):137-50.
- A to Z of potty training tips. [diakses pada 21 Oktober 2015] Available from:http://www.eric.org.uk/assets/downloads/22/Potty%20Training%20top%20tips%20final%2012.09%20red.pdf
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar