Berbagi dan Bercerita
(BBC) Pertama ini dilaksanakan pada hari Selasa, 31 Maret 2020 pukul 20.10 –
21.00 WITA via Zoom. Ada beberapa peserta yang mengisi BBC kali ini, di
antaranya Anugrah Julia (Ketua Umum UKM KPI Unhas), Muflihatul Awalyah (Staf
Divisi Penelitian), Sri Fatimah Azzahra (Staf Divisi Kajian), dan Munawwara
Ildana (Staf Divisi PSDM). Moderator pada kegiatan ini adalah Wildana
(Koordinator Divisi Kesekretariatan). Buku-buku yang diulas pada kegiatan
Berbagi dan Bercerita ini juga sangat menarik.
Pertama, buku tentang
Al-Fatih. Anugrah Julia mengulas banyak pelajaran dari buku yang membahas
panglima hebat dari Dunia Islam ini. Beberapa pelajaran tersebut, di antaranya
yaitu :
1. Ketegasan
Ketagasan dari sosok
Muhammad Al-Fatih dapat dijadikan teladan dalam konsep kepempinan. Contoh
tindakan yang mencerminkan ketegasannya yaitu ketika dalam misinya untuk
menaklukkan Kota Konstantinopel, salah ssatu pasukan yan dipimpinya melakukan
keteledoran atau kemalasan yang merupakan seorang Komandan Angkatan Laut Daulah
Utsmaniyah yang bernama Balata Ihsanoqlu. Komandan Angkatan Laut tersebut belum
berhasil menaklukkan musuk di medan perang, ia dianggap teledor dan malas dalam
melakasanakan tanggngjawabnya sehingga Muhammad Al-Fatih mengirim surat kepada
komandan tersebut yang berisi surat pemberhentian dan menggantinya dengan
seorang baru bernama Hamza Pasya.
2. Keberanian
Contoh dari tindakan
yang mencerminkan keberanian oleh sosok Muhammad Al- Fatih yaitu ketika ia
tejun langsung dalam peperangan melawan musuh dengan pedangnya.
3. Kecerdasan
Kecerdasan tampak dalam
kepemimpinan Muhammad Al-Fatih dibuktikan dengan idenya dalam menemukan
strategi untuk menaklukkan Kota Knstantinopel yaitu dengan cara menyeret
kapal-kapal perangnya melalui jalur darat, ia menginstruksikan kepada
pasukannya agar jalan-jalan yang akan dilintasi kapal-kapaal tersebut
dirataakan dan diluruskan dalam waktu yang singkat kemudian mendatangkan
beberapa batang kayu yang dilumuri minyaak zaitun dan lemak. Setelah
itu, diletakkan di atas jalan yang telah disiapkan tersebut dengan cara yang
memudahkan peluncuran dan penyeretan kapal-kapal tersebut untuk menyerang
kawasan musuh.
4. Tekad Bulat dan
Kegigihan
Tekad bulat dan
kegigihan yang dicontohkan oleh Sultan Muhammad Al-Fatih yaitu ketika ia
mengirimkan surat kepada Kaisar Konstantinopel untuk menyerahkan kota tersebut
agar dapat menghindari peperangan, namun kaisar tersebut menolak. Penolakan ini
justru membangkitkan Muhammad Al-Fatih untuk menaklukkan kota tersebut. Ketika
beberapa senjata perangnya dimusnahkan oleh musuh, Muhammad Al-Fatih tetap
gigih untuk membuat senjata perang yang baru untuk mengganti senjata yang telah
rusak tersbut.
5. Sikap Adil
Muhammad Al-Fatih
memperlakukan Ahli Kitab sesuai dengan Syariat Islam. Dia memberikan hak-hak
keberagaman mereka. Dia tidak pernah berbuat aniaya untuk melampaui batas
teerhadaap salah seorang pun dari orang-orang Nasrani.
6. Tidak Terperdaya
Dengan Kekuatan Jiwanya, Kuantitas Prajurit dan Kekuasaannya yang Demikian
Luas.
Ketika memasuki
Konstantinopel, Muhammad Al-Fatih menyandarkan anugrah tersebut kepada Allah
SWT. Lisannya mengucapkan segala puja dan puji serta raasa syukur kepada
Tuhannya Ynag telaah menolong dan membantunya. Ini menunjukkan betapa dalamnya
keimanan Muahaammad Al-Fatih kepada Allah SWT
7. Keikhlasan
Sesungguhnya kebanyakan
sikap yang tercatat di dalam sejarah Muhammad Al-Fatih menunjukkan kepaada kita
betaapaa dalamnya keikhlasannya pada agama dan akidahnya, baik di dalam
syair-syair maaupun munajat-munajatnya kepada Tuhannya.
8. Ilmunya
Ayahandanya memberikan
perhatian kepadanya sejak kecil. Karna itu, Sultan Muhammad Al-Fatih tunduk pada
sistem pendidikan di bawah pengawasan sejumlah ulama ternama pada masanya. Dia
belajar Al-Qur’an Al-Karim, Hadits, fikih dan ilmu-ilmu modern pada saat itu
seperti matematika, Astronomi, Sejarah, dan Kajian Kemiliteran, baik secara
teori maupun praktik.
Kedua, serial buku “Anak
Mamak” karya Tere Liye yang diulas oleh Muflihatul Awalya.
Terdapat 4 novel di dalamnya yang menjadi satu serial yang disebut
serial Anak Mamak. Buku pertama berjudul Eliana (Anak
Pemberani), buku kedua Burlian (Anak Spesial), buku
ketiga Pukat (Anak Pintar), dan buku keempat Amelia (Anak Kuat).
Menurut Mufliha, serial ini sangat direkomendasikan untuk dibaca karena
penanaman nilai moral sangat tersurat penjelasannya dan cocok sebagai media
belajar untuk pembangunan karakter bagi generasi muda. Intisari keempat novel
ini menceritakan tentang kehidupan 4 bersaudara. Kedua orang tua mereka
senantiasa menanamkan satu sifat pada diri anak-anaknya yang diklaim sebagai
sifat anak tersebut.
Ketiga, Zahra yang
mengulas buku “Sapiens” karya Yuval Noah Harari. Dalam buku ini,
dibahas tiga revolusi penting membentuk jalannya sejarah. Revolusi kognitif
mengawali sejarah sekitar 70.000 tahun silam. Revolusi pertanian
mempercepat sejarah sekitar 12.000 tahun silam. Revolusi sains baru mulai
berlangsung 500 tahun silam, boleh jadi akan mengakhiri sejarah dan
mengawali sesuatu yang sepenuhnya berbeda. Buku ini menuturkan kisah bagaimana
ketiga revolusi ini telah berpengaruh pada manusia dan makhluk lain
dan apa yang menyatukan umat manusia.
Pada bagian pertama dari
buku ini yaitu Revolusi kognitif. Penjinakan api adalah pertanda awal manusia
memperoleh kendali atas kekuatan yang berpotensi tak terbatas. Revolusi
kognitif merupakan kemunculan cara-cara baru berpikir dan berkomunikasi.
Pada bagian kedua dari
buku ini adalah revolusi pertanian. Revolusi pertanian adalah tipuan terbesar
dalam sejarah. Revolusi pertanian berdampak pada ledakan populasi dan membuat
manusia yang awalnya berpindah-pindah tempat menjadi menetap, membakar hutan
dan membangun desa-desa tani. Pada revolusi inilah awal munculnya tulisan yang
dibuat oleh sejumlah orang Sumer untuk pengolahan data hasil pertanian. Pada
revolusi ini juga mulai muncul imperium-imperium.
Bagian ketiga berisi
tentang Pemersatu Umat Manusia. Pemersatu umat yang pertama adalah
uang, adalah sistem kesaling-percayaan paling universal dan paling
efisien yang pernah diciptakan. Pemersatu kedua adalah imperium,
yaitu bentuk tatanan politik yang terdiri dari sejumlah suku bangsa
yang berbeda dengan perbatasan yang lentur dan nafsu yang berpotensi
tak terbatas. Faktor yang terakhir adalah agama, merupakan
pemersatu akbar ketiga umat manusia, setelah uang dan
imperium.
Revolusi Sains menjadi
bagian akhir dari buku ini, cepatnya perkembangan di dunia sains yang pasti
mengubah manusia itu sendiri. Di awali dengan keinginan manusia untuk mencari
keuntungan dan kuasa, diiringi juga berkembangnya penelitian yang pasti
didukung untuk menambah keuntungan dan kekuasaan manusia. Dan yang terpenting
adalah revolusi sains bukanlah revolusi pengetahuan. Di atas segalanya,
revolusi sains adalah revolusi ketidaktahuan. Penemuan besar yang
meluncurkan revolusi sains adalah penemuan bahwa manusia
tidak mengetahui jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan mereka. Sains
bekerja di ranah prakris.
Terakhir, Munawwara
Ildana membagikan hasil bacaannya terhadap buku “Jika Kita Tak Pernah Jadi
Apa-Apa” karya Alfi Syahrin. Berbeda dengan buku sebelumnya yang
membahas tentang cinta, buku ini membahas tentang masalah kehidupan manusia di
jenjang memasuki usia dewasa. Mulai saat SMA, memasuki universitas, menjalani
perkuliahan, lulus kuliah, hingga bekerja. Dengan bahasa yang ringan, mudah
dicerna dan cenderung sastrawi, buku ini sangat cocok untuk mahasiswa seperti
kita yang sering galau terhadap masa depan, yang sedang mengalami quarter
life crisis.
Pada setiap sesi,
peserta yang ada di room dipersilakan untuk memberi pertanyaan terkait buku
yang telah diulas. Di akhir kegiatan Berbagi dan Bercerita, moderator memberi
kesimpulan dan motivasi untuk terus membaca buku dan membagikan pelajaran yang
telah didapatkan kepada orang lain. Tentunya, Berbagi dan Bercerita ini adalah
salah satu wadahnya.