[ESAI: PRODUKTIF #DIRUMAHAJA, MAHASISWA BISA ASAH PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN DIRI]
Physical
Distancing selama
pandemi Covid-19 merupakan anjuran dari World Health Organization (WHO) untuk
mengurangi potensi penyebaran virus dari satu orang ke orang yang lain. Terlebih
Covid-19 dapat menular dari individu tanpa gejala apapun. Sejak
tanggal 16 Maret hingga 17 April 2020, pemerintah mengeluarkan surat edaran
baik pemerintah pusat, provinsi, maupun kabupaten/kota untuk melakukan social
distancing (mengurangi kontak sosial) setidaknya selama masa isolasi 14
hari terutama bagi individu yang memiliki gejala atau telah melalui perjalanan
lintas kota/kabupaten, provinsi, atau negara lain. Beberapa waktu kemudian,
istilah social distancing bertranformasi menjadi istilah physical
distancing (pembatasan interaksi fisik) oleh World Health Organization
dengan tujuan melakukan pembatasan secara fisik atau kontak langsung tanpa
menghentikan komunikasi sosial yang dapat dilakukan masyarakat melalui daring, online,
atau sosial media sehingga perasaan diisolasi tidak berdampak secara
signifikan pada masyarakat (WHO, 2020).
Pandemi Covid-19 selain
berdampak pada fisik, juga berdampak pada kondisi psikologis masyarakat. Hal
terebut sejalan dengan penjelasan Taylor (2019) bahwa pandemi menjadi suatu stressor
psikososial bagi masyarakat seperti adanya ancaman kesehatan, gangguan pada
rutinitas, kondisi terpisah dari keluarga dan teman, kondisi karantina yang
erat kaitannya dengan kondisi stres, keterbatasan makanan dan obat, serta
adanya bayangan kematian keluarga, teman, atau orang yang dicintai. Seperti
yang dilansir oleh beberapa informasi berita internasional dan nasional, masyarakat
menunjukkan adanya perasaan cemas (anxiety) ketika mendengarkan suara ambulance
atau hal-hal yang berkaitan dengan penyebaran virus. Taylor (2019) dalam
bukunya Psychology of Pandemic, masa pandemi diawali dengan adanya sikap
acuh tak acuh atau penyangkalan resiko yang diikuti dengan ancaman sebagai
suatu reaksi ketakutan. Hal ini juga terjadi pada sejarah pandemi Swine Flu
dalam penelitiannya menemukan 83% masyarakat merasa cemas akan kematian (death),
keterbatasan (disability), dan perasaan dihindari oleh orang lain (avoid
by others). Selain kecemasan (anxiety), isu psikologis lainnya yang
terasa selama masa pandemi adalah panic buying, psikosomatis, hingga
stress (Kilgo, at al, 2018).
Berbagai kondisi
psikologis tersebut seperti kecemasan, ketakutan, atau pemikiran irasional
dapat diminimalisir dengan mengikuti berbagai kegiatan yang dapat membuat
individu menjadi produktif. WHO (2020) menjelaskan bahwa coping stress (upaya
meminimalisir stress) dalam masa pandemi Covid-19 dapat dilakukan dengan
berbicara kepada orang yang dipercaya seperti orang tua, keluarga, atau teman
apabila merasa sedih, stress, cemas, atau bingung selama masa pandemi
berlangsung. Hal tersebut juga didukung oleh banyaknya konseling melalui daring
atau online yang disediakan oleh Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi)
di seluruh Indonesia dan berbagai universitas sebagai salah satu kontribusi
untuk membantu menanggulangi Covid-19. Selain itu, WHO (2020) juga menganjurkan
masyarakat untuk tetap mempertahankan kondisi imunitas tubuh dengan tetap di
rumah, mengonsumsi makanan bergizi, tidur yang cukup, dan melakukan komunikasi
dengan rekan kerja atau teman melalui sosial media atau telepon. Kemudian
anjuran lainnya masyarakat dapat memperoleh fakta yang kredibel dan aktual
berkaitan dengan Covid-19 yang berasal dari berbagai website resmi baik
dari organisasi internasional maupun pemerintah setempat. Kemudian, masyarakat
juga dapat membatasi informasi yang mengkhawatirkan dan membuat kondisi diri
menjadi cemas termasuk berkaitan dengan data persebaran Covid-19 yang bagi
sebagian orang dapat memicu perasaan cemas. Hal tersebut dapat diminimalisir
dengan berkomunikasi dengan keluarga, menonton atau mengikuti siaran televisi
yang bersifat menghibur, serta melakukan berbagai hobby atau kesenangan
lainnya (WHO, 2020).
Sebagai mahasiswa,
pembelajaran beralih menjadi pembelajara online baik melalui google
classroom, zoom cloud, google meets, hingga WhatsApp group bersama
dosen dan teman-teman kampus. Mengikuti pembelajaran online memiliki
banyak tantangan terutama bagaimana mahasiswa dapat menyesuaikan diri dengan
proses pembelajaran, waktu, dan tugas yang diberikan. Hal tersebut juga serupa
dengan mahasiswa tingkat akhir yang saat ini sedang menyelesaikan penelitian
skripsi juga perlu melakukan penyesuaian model bimbingan dan konsultasi yang
beralih menjadi model online hingga seminar hasil dan ujian sidang
skripsi yang akan dilaksanakan melalui daring. Hal ini sesuai dengan kebijakan
kampus masing-masing untuk membantu arahan pemerintah memutus rantai penyebaran
covid-19 yang berpeluang besar tersebar di lingkungan kampus.
Selain berkaitan dengan
proses pembelajaran, perasaan cemas atau takut juga dapat diminimalisir dengan
melakukan berbagai kegiatan positif yang dapat meningkatkan pengetahuan dan
menambah skill, salah satunya dengan mengikuti berbagai platform
online untuk memperoleh banyak pengetahuan. Berbagai platform online
yang dapat diikuti untuk mengembangkan skill di bidang sosial dan entrepreneurship
seperti Festival di Rumah aja oleh ID Next Leader, course online (belajar data
scientist, TOEFL, manajemen CV beasiswa, hingga belajar jadi Youtuber) di Skill
Academy, webinar online tentang isu women empowerment, seminar tentang pandemi
Covid-19 (penyebaran, pencegahan, sejarah pandemi, resiko, hingga coping stress)
yang banyak diadakan oleh profesi dokter, psikolog, hingga lembaga sosial.
Berbagai platform online yang hadir selama physical distancing
merupakan suatu bentuk kepedulian dari berbagai organisasi agar masyarakat dapat
belajar dan berdiskusi langsung dengan pembicara berkompeten dari bidang
masing-masing (dosen, ilmuan, entrepreneur, influencer, aktifis sosial,
hingga pemerintah) secara daring. Selain mengikuti pembelajaran online, hal
lain yang dapat dilakukan yaitu membawakan beberapa sharing session sebagai
pemateri atau speaker melalui platform zoom dan live Instagram sebagai
upaya mendukung arahan pemerintah agar produktif dari rumah.
Membaca buku juga dapat
menjadi alternatif kegiatan di rumah untuk memperoleh informasi. Buku yang
dapat dibaca seperti buku yang telah lama dibeli namun belum sempat dibaca atau
ditamatkan. Selain buku bacaan, review materi perkuliahan juga dapat
dilakukan dengan membaca kembali catatan kuliah, text book, atau buku
kontemporer lainnya karena terkadang saat sibuk, mahasiswa tidak sempat
mengulang kembali pembelajaran sebelumnya untuk meningkatkan pemahaman. Hal
tersebut sangat berguna juga bagi mahasiswa akhir yang akan menyelesaikan
studi. Persiapan materi dan penguasaan teori sangat diperlukukan untuk
kepentingan ujian sidang terlebih sebagai persiapan diri dan pengetahuan
sebelum memperoleh gelar sarjana. Selain buku-buku, mahasiswa juga dapat
mengakses penelitian terbaru berkaitan dengan pandemik Covid-19 dan
keterkaitannya dengan berbagai bidang terutama bidang yang digeluti oleh
mahasiswa itu sendiri (jurusan), seperti dampak Covid-19 terhadap perekonomian
masyarakat, hubungan sosial dan tradisi budaya komunitas masyarakat, dampak
psikologis, kebijakan pemerintah, kondisi pekerja informal yang bergantung pada
industri, hingga bagaimana ketahanan pangan dan pekerja sektor agrikultur dalam
menjamin ketersediaan pangan masyarakat di tengah anjuran physical
distancing. Informasi tersebut sangat diperlukan untuk mengintegrasikan
ilmu pengetahuan yang dimiliki dengan penelitian dan hasil riset, sehingga
memungkinkan pemikiran kritis dapat terasah untuk memikirkan ide dan inovasi.
Ide dan inovasi dari
mahasiswa dapat disalurkan dengan mengikuti berbagai lomba atau event online
yang banyak diselenggarakan oleh kementerian dan universitas di seluruh
Indonesia. Perlombaan tersebut banyak menghimpun ide dan inovasi para mahasiswa
untuk menggagas upaya penanggulangan Covid-19 di Indonesia baik secara ide,
produk, jasa, maupun teknologi. Berbagai lomba yang dapat diikuti seperti lomba
essai, karya tulis ilmiah, video edukatif, desain poster, kisah inspiratif,
teknologi, sampai desain ilustrasi dapat diikuti dengan berbagai pemikiran
solutif mahasiswa. Ide yang yang sering diutarakan secara lisan atau melalui
daring kepada teman dan kerabat sebagai bentuk kepedulian sosial menghadapi
Covid-19 ini dapat disusun dalam bentuk tulisan dan karya yang tentu dapat
bermanfaat bagi sesama masyarakat.
Selain itu, hal lain
yang dapat dilakukan selama physical distancing adalah melakukan hobby
dan mengasah keterampilan seperti bermain musik, menari, atau dance
sesuai dengan kesukaan masing-masing. Selain itu, membuat dekorasi salah
satunya dengan menjahit masker produksi rumah juga dapat menjadi salah satu
pilihan masyarakat untuk dapat melakukan pencegahan Covid-19. Menggambar,
melukis, membuat kerajinan dapat menjadi salah satu cara untuk mengekspresikan
emosi ketika berada di masa pandemi sekaligus untuk mengasah keterampilan diri.
Bermain sosial media dengan membuat konten kreatif seperti konten pencegahan
Covid-19, konten positif untuk saling menyemangati, membantu menyebarkan
informasi penyaluran donasi (open donation), hingga bermain sosial media
sebagai hiburan selama di rumah sekaligus berkomunikasi dengan teman dapat
dilakukan. Dewasa ini, banyak konten kreatif yang hadir di sosial media sebagai
suatu aksi positif mendukung pencegahan Covid-19 seperti challenge video¸
bermain bingo, hingga social experiment lainnya.
Selain yang berkaitan
dengan aktivitas pengembangan diri, banyak hal juga dapat ditingkatkan selama
beraktivitas di rumah seperti meningkatkan kedekatan dengan Tuhan dengan
beribadah sesuai kepercayaan masing-masing, meningkatkan komunikasi dengan
keluarga melalui aktivitas bersama, melakukan refleksi terhadap berbagai
kegiatan yang telah dilakukan sebelumnya sebagai upaya introspeksi diri, dan
melakukan relaksasi dengan memberikan waktu yang cukup bagi tubuh untuk
beristirahat, memperoleh hiburan, hingga melakukan ‘me time’ untuk
mengenal diri lebih mendalam. Dari berbagai aktivitas di atas, physical
distancing tidak menghalangi masyarakat untuk melakukan berbagai aktivitas
yang produktif baik untuk menambah pengetahuan, melatih skill, dan
melakukan berbagai kesenangan lainnya. Semoga masyarakat senantiasa mengambil
pembelajaran dari pandemi Covid-19 dengan memanfaatkan waktu melakukan berbagai
kegiatan positif selama di rumah.
Sumber:
Kilgo,
D. K., Yoo, j., & johnson, T. j. (2018). Spreading Ebola panic: Newspaper
and social media coverage of the 2014 Ebola health crisis. Health
Communication, 1-7. doi:10.1080 /10410236.2018.1437524
Taylor,
S. (2019). The Psychology of Pandemics Preparing for the Next Global
Outbreak of Infectious Disease. UK: Cambridge Scholars Publishing.
World
Health Organization. (2020). Latest Number Covid-19 Globally. National
Authorities, CET 9 April 2020
0 comments:
Posting Komentar