MENJADI SOCIOPRENEUR MUDA
Menjadi
Sociopreneur Muda
“Sumber daya alam hanya berkontribusi 10% terhadap kemajuan
suatu bangsa. Faktor yang lebih mendominasi yaitu inovasi dan
kreativitas, networking, serta teknologi”
-Profesor Jamaluddin (Dosen
Universitas Hasanuddin)
Secangkir
Literasi dan Sociopreneur
Malam itu, Unit Kegiatan Mahasiswa Keilmuan
dan Penalaran Ilmiah (UKM KPI Unhas) melalui program kerja Secangkir Literasi
kembali menyuguhkan diskusi yang berkaitan erat dengan anak muda millennial.
Materi secangkir Literasi kali ini terkait dengan pembahasan Sociopreneur.
Seperti yang telah dipaparkan dibagian awal
tulisan ini. Besarnya potensi sumber daya alam Indonesia, hanya akan mampu
dikelola dengan baik oleh orang yang memberikan ide-ide brilian melalui inovasi
dan kreativitas. Bagi sebagian orang, memanfaatkan potensi sumber daya alam
terutama dalam membangun bisnis, tampaknya sulit. Tetapi bagi sebagian yang
lain potensi tersebut berhasil dikelola dengan baik. Niat saja tak cukup
Inilah yang dilakukan oleh salah satu
pembicara dalam secangkir literasi “Menjadi
Sociopreneur Muda”, Fitrawan Mufli Haskari. Salah satu wirausaha yang
bergerak di bidang Sociopreneur. Socipreneur sejatinya bukan hanya
mengejar profit semata untuk keberlangsungan bisnisnya. Tetapi, ada sisi
humanis yang dibalut dalam sebuah bisnis yang dijalankan.
Diskusi
ini dimoderatori oleh Andi Kahfi (Staff Divisi Kajian) dan Fitrawan Mufli (CEO CV. Aroma Mattirodeceng) yang bertindak selaku pemateri “Menjadi Sociopreneur Muda”. Malam itu
bincang-bincang hangat dengan Fitrawan dimulai dengan sebuah pertanyaan
“Apa arti Sociopreneur bagi anda”?
Sociopreneur
sering dikaitkan dengan dua hal antara ekonomi dengan social. Tetapi menurut
fitrawan, Sociopreneur ada tiga aspek, ekonomi, social, dan teknologi. Ketika
kita mampu memadukan ketiga aspek tersebut, Dari segi teknologi memudahkan
dalam pembuatan suatu produk. Segi ekonomi (skala mikro) akan memudahkan dalam
proses pemasaran, pencatata, dsb. Sedangkan dari segi sosial kita akan
melibatkan masyarakat dalam proses pembuatan suatu produk (dari hulu hingga
hilir). Lanjutnya, ketiga aspek tersebut akan menghasilkan dampak yang luar
biasa bagi masyarakat dan Indonesia.
Kemudian
talkshow dilanjutkan dengan beberapa pertanyaan yang berkaitann dengan bisnis
Rolic yang sedang dibangun.
“Bagaimana anda memulai bisnis Rolic?”
Fitrawan memulai ide membuat Rolic bermula secara tidak sengaja pada
Oktober 2015 silam. Saat itu, Fitrawan hendak kembali ke kampung halamanya,
Pinrang, Sulawesi Selatan. Di tengah perjalanan, ia kehujanan dan memutuskan
untuk berteduh di penjual jeruk pamelo, Pangkep, Sulawesi Selatan. Setelah itu,
Fitra mencoba untuk mencari khasiat dari jeruk pamelo. Ternyata itu dapat
dimanfaatkan jadi obat nyamuk karena mengandung minyak atsiri yang bisa
menenangkan dan dapat menjadi aroma terapi. Melihat potensi dari buah jeruk
yang cenderung menjadi sampah, kemudian saya berinisiatif untuk melakukan uji
lab. Hingga akhirnya jeruk pamelo itu dapat bermanfaat seperti sekarang.
“Bisakah anda bercerita terkait
komponen yang ada pada rolic?”
Rolic adalah sebuah terobosan inovasi dengan memadukan beberapa komponen
alami untuk menghasilkan beberapa manfaat ketika kita menggunakannya. Seperti
pengusir nyamuk, pengharum ruangan, hingga sebagai aroma terapi. Komponen
penting dalam rolic diantaranya, Pomelo Neon sebagai lampu
pijar yang terbuat dari limbah mebel dan Pomelo Relif. Komponen
kedua ini, diperoleh dari hasil ekstraksi limbah kulit jeruk pamelo dan
menghasilkan minyak atsiri yang mengeluarkan aroma harum. Proses pembuatan
rolic tersebut membutuhkan waktu sekitar tiga jam untuk merakit dan
menghasilkan satu produk lampu Rolic. Namun, di awal membuat produk ini, FItrawan
sempat terkendala dengan keterbatasan alat ekstraksi. Sehingga, harus
menyewanya dengan menggunakan biaya sendiri karena belum ada sponsor. Ia juga
sering mendapat kesulitan dalam menggunakan laboratorium untuk ekstraksi.
Alhamdulillah usaha yang selama ini dijalani tidak sia-sia.
“Bagaimana lika-liku menjalani bisnis ini?”
Awalnya,
Fitrawan mencoba submit proposal pendanaan ke beberapa kegiatan seperti kemarin
PKM 5 Bidang, PMW, Tanoto, dana beberapa yang tempat/institusi saya submit tapi
ujung-ujungnya ditolak. Proposal yang Fitrawan coba submit sudah ditolak tujuh
kali hingga akhirnya lolos pendanaan dari Kemenristedikti. Tepatnya pada
perhelatan Perusahaan Pemulai Berbasis
Teknologi (PPBT) yang diadakan oleh Kemenritekdikti. Dengan proses yang
sangat panjang, tahap demi tahap. Hingga akhirnya proposal yang ditrawan ajukan
mendapat dana, lumayan untuk digunakan dalam perkembangan bisnis ini.
“Bagaimana bisnis anda saat ini?
Dengan
adanya dana dari Kemenristekdikti, Fitrawan sudah membangun pabrik untuk
membesarkan bisnisnya. Dari segi pemasaran, Fitrawan sudah memasarkan produk ke
beberapa perusahaan, hotel, dan masyarakat tentunya. Sudah ada kontrak dengan
beberapa perusahaan untuk menggunakan oil
dari Rolic dalam perusahaannya. Selain itu, untuk menarik minat pasar terhadap
produk Rolic, Fitrawan selalu membuka stand-stand di beberapa kegiatan untuk
memamerkan produk Rolic ke masyarakat.
Pertanyaan
penutup dalam program kerja Secangkir Literasi “Menjadi Sociopreneur muda” terkait keterlibatan masyarakat.
“Apakah
anda melibatkan masyarakat dalam usaha anda?”
Awalnya kami belum melibatkan masyarakat
dalam usaha ini, tetapi untuk saat ini kami sudah melibatkan masyarakat untuk
terlibat langsung dalam proses pembuatan produk ini. Proses keterlibatan
masyarakat dari hulu hingga hilir dalam pembuatan produk Rolic. Beberapa
komponen yang telah disebutkan sebelumnya, terutama dalam komponen Jeruk Pamelo
(bahan baku Rolic), Fitrawan memanfaatkan masyarakat sebagai supplier. Jadi
limbah tidak sekedar menjadi limbah lagi, tetapi sudah memiliki nilai tambah.
Selain itu, masyarakat juga dilibatkan dalam proses pembuatan pamelo leon,
lampu pijar yang berguna untuk memanaskan ekstraksi buah jeruk pamelo tadi.
Sebelum menutup acara malam
itu, moderator kemudian melanjutkan sesi selanjutnya yakni sesi Tanya jawab
dengan pemateri. Beberapa pertanyaan yang terlontar dari audiens bukan hanya
terkait dengan lika liku Fitrawan Mufli membangun Bisnisnya, tetapi juga
terkait dengan Tips dan Trik untuk membangun bisnis. Pertanyaan itu terlontar
dari beberapa peserta diskusi yang juga saat ini sedang merintis sebuah usaha.
Fitrawan Mufli kemudian menjawab dengan lugas setiap pertanyaan yang terlontar
dari peserta diskusi. Setelah sesi Tanya jawab berakhir, moderator kemudian
menutup acara diskusi malam itu. Akhir dari diskusi ini ditutup dengan sesi foto
bersama.
0 comments:
Posting Komentar