MENGALIR MELINTASI ZAMAN: MENEBAR IDE DAN GAGASAN TANPA BATAS
MENGALIR
MELINTASI ZAMAN:
MENEBAR IDE DAN GAGASAN TANPA BATAS
Secangkir Literasi kembali hadir yang menjadi salah satu wadah
dalam mewujudkan budaya ilmiah yang dirangkaian dengan penutupan dan
penganugerahan kepada peserta Kelas Opini. Malam itu, Proses bedah buku dan
diskusi dari program kerja Secangkir Literasi terbuka untuk umum, peserta yang
hadir bukan hanya dari Keluarga Besar UKM KPI Unhas. Acara ini kemudian dipandu
oleh Kak Syuraswati yang bertindak selaku pemantik bedah buku “Mengalir Melintasi Zaman : Menebar Ide dan
Gagasan Tanpa Batas” yang dimoderatori oleh Kak Akbar. Kak Syuraswati
selaku pemantik kemudian menguraikan beberapa bagian dari buku yang dibuat oleh
Prof.Dr.A. Arsunan Arsin. Kak Syuraswati menceritakan kisah dari buku tersebut mulai dari
Prof Arsunan kecil hingga sekarang yang penuh lika liku. Menariknya dalam bedah
buku yang menjadi bagian dari program kerja Secangkir Literasi juga dihadiri oleh
sang penulis Prof.Dr.A. Arsunan Arsin yang akrab disapa kak
Chunank.
Mengalir Melintasi Zaman: Menebar Ide dan Gagasan Tanpa Batas
bercerita mengenai kisah hidup dari Prof. Arsunan dari masa kecil hingga
sekarang. Buku ini terbagi atas 5 bagian utama, yaitu Episode 1962-1980 (Masa
Kecil di Kampung Halaman), Episode 1981-1990 (Masa Pergulatan sebagai Aktivis
Mahasiswa di Unhas), Episode 1991-1998 (Masa Pengembangan Diri sebagai Dosen),
Episode 1999-sekarang (Masa Pengabdian dan Transformasi) serta Epilog. Terdapat
pula tambahan “bonus” sepuluh artikel pilihan tulisan kak Chunank yang terkait
dengan kompetensinya di bagian akhir.
Sebuah autobiografi yang dikemas dengan sangat menarik menjadi
buku yang inspiratif untuk memahami dan mengenal lebih dekat sosok Prof. Dr.A. Arsunan Arsin. Diskusi tersebut pun berhasil menggugah dan
memotivasi peserta dengan beragam kisah hidup yang telah dilalui oleh Prof
Arsunan yang tentunya menghasilkan banyak percikan-percikan hikmah di tiap-tiap
peristiwanya yang dilaluinya.
Berangkat dari pengalaman masa kecil yang terbilang tidak
mudah, namun tetap dibarengi dengan kolaborasi didikan seorang ayah yang tegas,
disiplin, kharismatik dan seorang ibu yang lemah lembut, kini mengantar seorang
Kak Chunank menjadi pribadi yang tangguh dan tahan banting. Memasuki masa
menjadi seorang aktivis kampus, beliau memiliki banyak pengalaman terkait
aksi-aksi mahasiswa, beliau pun sempat memimpin aksi pembelaan terhadap senior
yang terancam drop out. Aksi tersebut
dilakukan selain faktor solidaritas, pun karena tidak ingin masalah yang sama
terus berimbas pada mahasiswa yang lain. Hingga tiba di masa pengembangan diri,
beliau semakin membuat kita berdecak kagum hingga perjalanannya menjadi seorang
professor.
Bagian paling unik dari kisah Prof Arsunan dalam buku ini
yakni saat beliau diangkat menjadi seorang dosen yang tak kurang dari 24 jam
setelah berstatus sebagai alumni Universitas Hasanuddin. Beliau diterima pada
Formasi dosen (satu orang dokter gigi) di Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Setelah diangkat menjadi dosen, beliau kemudian melanjutkan studinya untuk
focus mengembangkan karir barunya.
Memoar yang
ditulis oleh Prof Arsunan yang menampilkan narasi yang apik dan inspiratif. Mengutip
salah perkataan dari Saifuddin AlMughny bahwa Buku Mengalir Melintasi Zaman
merupakan curahan sekaligus episode yang bagi penulisnya untuk bertransformasi
ide dan gagasan, sebab hidup sang penulis yang tidak hanya mendiami
kampus-kampus, bahkan ruang publik pun menjadi "sahabat". Beliau
adalah 'penyaksi sejarah' bagi penulisnya, dan orang -orang tercinta di
sekelilingnya.
Diskusi panjang mengenai bedah buku ini terus berlanjut
hingga beberapa pertanyaan terlontar dari peserta terkait rasa ingin tahunya lebih
banyak dengan kisah sang penulis. Kita tahu bahwa saat ini Prof Arsunan
menjabat sebagai Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, kemudian hal
ini menjadi kesempatan peserta diskusi untuk melontarkan beberapa pertanyaan. Beberapa
pertanyaan yang terlontar dari audiens bukan hanya terkait dengan kisah hidup
yang tertuang dalam buku ini, tetapi juga terkait dengan permasalahan kampus
saat ini yang melibatkan mahasiswa dan birokrasi. Prof. Arsunan kemudian
menjawab dengan lugas setiap pertanyaan yang terlontar dari peserta diskusi.
Sebelum menutup acara malam itu, moderator kemudian
melanjutkan sesi selanjutnya yakni penyerahan penghargaan kepada peserta Kelas
Opini yang diserahkan langsung oleh Prof Arsunan selaku Wakil Rektor III Bidang
Kemahasiswaan dan Alumni. Akhinrnya malam itu ditutup dengan sesi foto bersama.
0 comments:
Posting Komentar