PENGARUH SELF-ACCEPTANCE NARAPIDANA LEMBAGA PERMASYARAKATAN TERHADAP EMOTIONAL COPING STRATEGY (STUDI PADA LAPAS NARKOTIKA IIA KAB. SUNGGUMINASA GOWA)
UKM KPI Unhas
09.16

ANALISIS TINGKAT KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE SEBAGAI TENAGA KERJA KONTRAK (OUTSOURCING) PT PRIMA MITRA KLIN DI UNIVERSITAS HASANUDDIN
UKM KPI Unhas
09.13

PEMANFAATAN DAUN TREMBESI (Samanea saman) DAN MAHONI (Switenia macrophyla) SEBAGAI BIOSORBEN EMISI KENDARAAN BERMOTOR UNTUK MAKASSAR BEBAS POLUTAN
UKM KPI Unhas
09.11

ANALISIS FUTURE ORIENTATION PADA REMAJA BERHADAPAN HUKUM (Studi pada Anak di Shelter P2TP2A Kota Makassar)
UKM KPI Unhas
09.09

DAYA TERIMA KONSUMEN TERHADAP MARMALADE BUAH NAGA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN DAYA JUAL PRODUK PANGAN
UKM KPI Unhas
09.06

PENGALAMAN BARU, CALON MASA LALU
Oleh: Suci Sriwulandari
Angkatan 10 UKM KPI Unhas
Pertama-tama, perkenalkan namaku Suci Sriwulandari, mahasiswa Fakultas
Ilmu Budaya, Departemen Sastra Barat Roman/Perancis, Universitas Hasanuddin,
angkatan 2017. Baiklah, refleksiku akan aku awali dari aku memutuskan mendaftar
di UKM KPI UNHAS, aku lupa tepatnya hari apa tanggal berapa, yang aku ingat aku
menuju sekretariat UKM KPI UNHAS untuk menyetor formulir pendaftaran bersama
teman-temanku pada sore itu. Di sekretariat, aku menjumpai kak Fiki, Kak Fadjrin
dan kak Novi. Datang disana, berasa disambut baik oleh mereka di rumah ilmiah
yang mereka cintai. Rumah Ilmiah itu adalah sekretariat sementara namun tetap
terurus dan terawat.
Tiba waktunya open recruitment tahap
pertama yang panitia namakan meet and
greet, hari itu adalah hari yang cukup cerah untuk membangun mood seorang perempuan yg moody-an sepertiku, karena entah mengapa
aku sangat excited akan hal ini. Rasa
simpati terhadap sebuah organisasi telah lama hilang dari diriku kini muncul kembali.
Mengapa tidak? UKM atau organisasi ini adalah wadah yang aku harapkan dalam
mengembangkan bakat yang ada pada diriku, salah satunya menulis, sebelum
memutuskan mengambil jurusan sastra pun, aku memang sudah gemar menulis. Dengan
menulis pikiran liar yang ku punya perlahan lahan akan berubah menjadi sebuah
hal yang bermakna dan positif. Banyak hal berkesan yang aku alami pada tahap
ini yang pasti membuatku bahagia sampai tertawa lepas seperti hal konyol yang
dilakukan temanku, Naufal yang sangat akrab ku panggil Nopal, dia teman baikku
bahkan sangat baik, aku mengenalnya sejak duduk di bangku SMP, masa SMP ku di
dominasi olehnya, dia sangat baik terhadapku bahkan mungkin semua orang. Selain
Nopal, aku juga punya 2 orang sahabat yang sama-sama mendaftar di UKM KPI UNHAS
yang kebetulan memiliki passion yang
sama terhadap kepenulisan dan sastra, mereka adalah Novia dan Wirdah, mahasiswa
Sastra Jepang dan Sastra Indonesia, beberapa orang di fakultas seringkali
memanggil kami dengan sebutan Trio
sastra. Oh iya, aku satu SMA bahkan sekelas dengan mereka waktu itu. OPREC tahap pertama ini sangat berfaedah
menurut aku, karena dari sini aku mendapat ilmu baru, aku mengenal orang-orang
baru, dan mengagumi beberapa dari mereka. Jujur saja, pada OPREC tahap pertama ini aku langsung kagum kepada kak Faisal, Ketua
umum UKM KPI UNHAS periode sekarang, aku kagum dengan caranya menyampaikan
sambutan, ada kalimat yang beliau sebut dan akan selalu ku ingat, "Negeri ini butuh orang-orang inovatif, bukan
mereka yang mencaci tanpa memberi solusi", kata beliau dengan tegas.
Saat itulah aku melihat jiwa kepemimpinan pada diri beliau. Pada tahap ini juga
aku banyak belajar tentang setiap bidang PKM dari presentasi-presentasi yang
kakak-kakak senior tampilkan.
Tiba saatnya tahap kedua,
tahap ini adalah tahap mentoring,
kami dibagi menjadi beberapa kelompok dari beberapa bidang PKM, aku memutuskan
memilih PKM-M pengabdian masyarakat. Perkenalkan mentor kesayanganku, namanya
kak Husnul Hatimah, dia baik, cantik, lemah lembut dan selalu memotivasi.
Beliau membagi kami ke dalam kelompok yang lebih kecil lagi, aku di kelompok 1
bersama teman-temanku Novia,Nihar,Marlin dan Imam, bertemu teman-teman baru
yang berasa telah lama mengenalnya membuatku senang karena perasaan seperti itu
memang jarang aku rasakan. Mereka baik, kita saling peduli. Aku dipercayakan
menjadi ketua kelompok di kelompok kami, saat itulah semangat aku sangat
berapi-api bukan karena aku ketua kelompok tapi karena tanggung jawab dan
ketertarikan ku terhadap hal ini membuatku termotivasi. Setiap waktu kosong
perkuliahan, aku pasti menyempatkan memikirkan tentang PKM. Karena rasa excited yang tinggi, aku tidak sabar
menuju tahap presentasi bahkan aku berinisiatif membuat materi pada power point yang akan kami
presentasikan. Namun, kehendak Tuhan berkata lain, salah satu hal terburuk
terjadi dalam hidupku dan aku sangat tidak siap untuk itu, tepatnya jumat, 2
November 2018, H-2 presentasi ayahku berpulang ke pangkuan sang maha pencipta,
entahlah setelah hari itu aku seakan tidak merasakan apapun.
Hari baru ku mulai pada tahap wawancara, aku juga tidak mengerti mengapa
aku bisa menuju tahap ini sedangkan aku tidak mengikuti tahap sebelumnya tapi
aku sangat bersyukur dan selalu bersyukur akan hal baik yang di lakukan
oleh tangan-tangan baik di sekitarku.
Pada tahap ini, kami para peserta di wawancarai sebanyak 3 kali, dan point wawancaranya juga berbeda-beda
seperti Kepemimpinan,Kepribadian, dan Kelembagaan. Menurutku, Para pewawancara
waktu itu adalah orang-orang yang cerdas dan lebih banyak berpengalaman
tentunya.
Tibalah saatnya tahap akhir
pengukuhan dan TOSS (Training of Smart
Students) hari itu hari bahagia bagi kami angkatan 10 karena telah resmi di
kukuhkan dan disumpah untuk menjalankan tanggung jawab dan resmi pula menjadi
bagian dari keluarga besar UKM KPI UNHAS. Banyak ilmu yang aku dapat dari tahap
ini, aku akhirnya tahu apa itu KPI, sebuah UKM yang dirintis pada tahun 2007
dan resmi didirikan tahun 2009, aku juga bisa mengerti tujuan dari visi misi
nya, devisi-devisi dari UKM KPI itu sendiri, alur keanggotaan, analisis SWOT
dan refleksi yang salah satu contoh pengaplikasiannya melalui tulisan ini, di
awal pembukaan materi refleksi, aku teringat dengan sebuah pepatah, "Pengalaman adalah guru yang terbaik",
aku sangat setuju akan hal itu, sebuah pelajaran akan kita dapatkan dari sebuah
pengalaman, kita akan tahu baik buruknya sesuatu dari sebuah pengalaman.
Seperti hari itu aku juga mendapat pengalaman yg ku pikir ada sisi baik dan
buruknya, sebelumnya aku ingin meminta maaf kepada kakak-kakak karena mungkin
hari itu aku terlalu banyak tertawa, itu karena temanku, Nopal melakukan hal
konyol lagi, dia terlambat dan katanya dia di kukuhkan online melalui Live akun Instagram
UKM KPI, tentu hal itu membuat aku tertawa tapi tidak lama karena aku sadar aku
sedang berada dimana.
Hari kedua TOSS, kita sebelumnya di bagi menjadi beberapa kelompok lagi, aku
di gabung ke dalam kelompok 13 dan kami mempersembahkan sebuah lagu, namun aku
datang terlambat jadi tidak mengikuti persembahan. Di tahap ini kami di minta
membuat surat kagum untuk salah satu senior dan kado dengan harga maksimal 10
ribu rupiah, aku memutuskan untuk membuat surat kagum untuk kak Husnul Hatimah,
mentor kelompok kami saat tahap mentoring.
Aku sebenarnya juga kagum pada kak Mukrima Tunnisa, dia baik, lemah lembut,
cantik, anggun dan ku pikir beliau orang yang selalu ada untuk kami angkatan
10, apapun yang kami tanyakan pasti dia jawab, dia tidak pernah bosan mendengar
keluh kesah kami di grup, itu sebabnya kadoku ku berikan kepada kak Mukrima,
dengan harapan semoga beliau suka walaupun aku tidak bisa menyebutkan apa
isinya dan pada kado itu juga aku tidak menulis namaku. Kak Fiki juga seperti
kak Mukrima yang baik, murah senyum dan selalu ada, wajar karena beliau Ketua
Panitia, beliau menjalankan tugasnya dengan sangat baik pula.
Pada kegiatan TOSS ini kami di ajak bermain Ranking 1 setelah kami menunaikan
ibadah sholat duhur, aku hanya sampai 10 besar pada permainan ini, permainan
ini sangat seru dan menyenangkan bagiku. Setelah itu kami makan siang bersama. Pada
tahap ini pula kami diajak berpikir dengan nalar, melalui diskusi analisis
SWOT. Kegiatan ini diakhiri dengan foto bersama angkatan dan senior-senior.
Angkatan kami di sebut ASEP yang disingkat dari angkatan sepuluh, angkatan
sejuta prestasi. Semoga itu adalah doa, semoga angkatan kami nantinya memiliki
sejuta prestasi. Terima kasih sebesar-besarnya kepada kakak-kakak semua. Senang
bisa menjadi keluarga. Sekarang aku hanya dapat menyimpulkan bahwa kegiatan ini
sangat menyenangkan dan sungguh-sungguh bermanfaat. How
wonderful activities!
Jaya Penalaran, Jayalah UKM KPI UNHAS
PENGALAMAN BARU, CALON MASA LALU
UKM KPI Unhas
19.55

BERCERMIN DIRI MEMBAWA LANGKAH MENUJU JEJAK
PERUBAHAN
Oleh: Nur Imam Masri
Angkatan 10 UKM KPI Unhas
Matahari
terbit di pagi hari hingga terbenam di sore hari saat melakukan aktivitas
keseharian, makan, minum dan aktivitas yang lain secara tak sadar memberi
banyak pelajaran yang kita tidak sadari. Berbicara tentang kehidupan ada masa
lalu, sekarang dan masa depan. Ada banyak hal yang yang dapat kita jadikan
sebagai pelajaran dengan megambil pengalaman yang lalu, optimalisasi diri hari
ini, serta rencana lebih baik di masa depan. Banyak cerita hidup yang telah saya
jalani, yang telah saya amati dan dapat mengambil hikmah dari jalan hidup saya.
Suatu hari saat berjalan di kampus, terlihat sebuah spanduk yang menjadi awal
perjalanan saya mencoba hal baru dalam organisasi kemahasiswaan “Open
Recruitment UKM KPI”. Spanduk ini sangat menarik dan membuat saya tergugah,
menurut saya sangat keren. Dengan judul Open Recruitment UKM Keilmuan dan
Penalaran Ilmiah sangat membuat saya tertarik dengan event keren ini. Serta
terpampang foto kakak-kakak UKM KPI dengan senyum hangat yang membuat saya
sangat tergugah, saya merasa kekeluargaan yang dibina sangatlah erat dan sangat
menyenangkan jika dapat bergabung disini. Pertama kali mengikuti Open Recruitmen
UKM KPI ini memberi saya momen baru dalam dunia pekuliahan, sangat banyak
langkah, rintangan, serta hambatan untuk menggapai posisi tersebut. Mulai dari
tahap pendaftaran sampai pengukuhan saya lewati dan Alhamdulillah saya resmi
menjadi Anggota UKM KPI Unhas Angkatan 10. Sangatlah berkesan dan berharga,
memberi kesan nyata akan usaha yang telah saya lakukan.
Pendaftaran
dilakukan dengan pengumpulan formulir. Namun saat melihat jadwal yang telah
ditentukan ternyata pendaftaran sebentar lagi akan ditutup. Saat itu di malam
hari saya berangkat dari gowa menuju kampus unhas tamalanrea yang sangat jauh
untuk bisa mengumpulkan formulir. Karena saya rasa sangat rugi jika saya tidak
ikut kegiatan ini. Setelah saya sampai di gedung pkm sementara, saya yang baru
pertama kali datang kesana sangat heran apakah saya datang di tempat yang
benar. Lingkungan yang terpencil ruang yang sangat gelap membuat saya
kebingungan. Tapi saya mencoba masuk kedalam gedung dengan arahan, akhirnya
saya sampai ke sekret UKM KPI yang dikenal dengan sebutan “Rumah Ilmiah”. Malam hari
disertai dengan kemacetan di jalan, terbayarkan setelah saya masuk ke rumah
ilmiah. Saya mendapatkan sambutan hangat dari kakak-kakak dan senyum sapa
dengan sangat ramah. Saya pergi dengan hati gembira dan tenang serta saya rasa
semua perjuangan hari ini tidaklah sia-sia. Disinilah saya semakin meyakini
bahwa sabar adalah salah satu kunci kesuksesan. Dengan sabar dapat menjadikan
saya pribadi yang dapat menulusuri masalah untuk mencari segala bentuk hikmah
sebagai bahan refleksi dan evaluasi diri.
Saya Nur Imam Masri, dari Departemen
Informatika, Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin, dengan jarak yang jauh
dengan tempat kegiatan Oprect membuat saya datang terlambat ketempat kegiatan.
Dengan itu saya harus berangkat lebih awal agar tidak terlambat mengikuti
kegiatan, namun saya kadang menunda-nunda waktu sehingga saya yang tadinya
dapat tiba tepat waktu menjadi terlambat ditambah dengan perjalanan yang macet
menambah keterlambatan saya ke tempat tujuan. Dari hal itu saya merenungi apa
yang harus saya perbuat untuk mengatasinya, saya mengerti bahwa saya harus
lebih disiplin lagi dalam memanajemen waktu. Akhirnya saya mendapatkan tekad
untuk itu dan alhamdulillah dalam keseharian, saya lebih bisa mengatur waktu
dengan baik dan bisa lebih tepat waktu hadir dikegiatan Oprect ini.
Open
Recruiment UKM KPI Unhas dengan 4 tahap penyeleksian yakni Tahap Pendaftaran,
Tahap Mentoring dan Presentasi, Tahap Wawancara, dan Pengukuhan. Sungguh banyak
pengalaman berharga yang saya dapat, sangat berkesan dan berarti. Tahap yang
paling kontributif yakni tahap mentoring dan presentase karena melatih saya
untuk lebih percaya diri dan dapat bekerja sama. Saat pertama tahap mentoring
saya sangat senang karena saya dapat belajar lebih dari kakak mentor, namun
harapan saya bertolakbelakang dengan realita yang terjadi. Tahap Mentoring ini
menuntut saya untuk lebih aktif dan dapat bekerja sama karena akan diadakan
pembagian kelompok untuk mentoring pkm 5 bidang. Saya yang kurang mampu untuk
bekerja sama dengan baik disertai dengan anggota kelompok yang juga menyandang
kakak senior di kampus membuat saya lebih pasif dan agak canggung untuk bekerja
sama dan menjadi tidak produktif. Setelah pembagian kelompok pkm, dua hari
kemudian saya mengamati tidak ada pergerakan dan kemajuan dari kerja kelompok
ini semuanya terasa vakum. Hal ini membuat saya keluar dari jati diri saya dan
menjadi lebih bertanggung jawab, saya harus berbuat sesuatu agar kelompok ini
dapat terselamatkan. Walapun saya harus berusaha membuang rasa takut dan rasa
ragu untuk menghubungi mereka, saya harus tetap mengambil tindakan untuk
mengatasi masalah ini. Setelah berbincang dengan mereka ternyata bukanlah
sesuatu yang tak mungkin, dari hal itu saya dapat lebih berani dan tak harus
menganggap senior menjadi sesuatu yang sangat mengerikan, mereka sangat baik
dan dapat berkomunikasi dengan baik. Dari hal ini saya dapat menjadi lebih
bertanggung jawab dan dapat keluar dari sikap individual yang selama ini
menghambat saya untuk lebih bekerja sama sehingga tujuan yang ingin dicapai
dapat terwujud.
Seiring berjalannya waktu, hari-hari
selanjutnya saya amati kontribusi dan kerja sama mulai berkurang. Karena
terdapat kesibukan lain serta kevakuman salah satu anggota yang menghambat
berjalannya penyusunan proposal. Dan butuh waktu yang lama untuk dapat menerima
kabar dari mereka, tapi saya belum menyerah saya tetap terus mengubungi agar
mereka dapat terpanggil kembali. Ini adalah pertama kalinya saya menyusun
proposal dan masih banyak yang belum saya ketahui apa-apa saja yang perlu
dikerjakan, dan hal hal yang perlu dalam proposal. Oleh karena itu, saya
membutuhkan mereka serta kak mentor untuk membimbing dan bekerja sama dalam
pengerjaannya. Namun mereka yang agak sibuk membuat saya tak bisa untuk
mengambil ilmu untuk saya terapkan dalam proposal nantinya maka saya hanya bisa
berkonsultasi dengan kak mentor tentang proposal ini. Namun beberapa hari
menjelang tahap presentasi, proposal belum rampung dan masih banyak bagian yang
belum selesai. Saat itulah saya mulai merasa jenuh, bosan, dan kecewa. Saya
mulai menyerah akan hal ini. Menerima dengan pasrah apa yang akan terjadi dan
akhirnya saya mulai tidak bersemangat dan pasif untuk mengerjakan proposal ini.
Dua hari menjelang tahap presentasi
menjadi puncak keresahan saya dan akhirnya saya memutuskan untuk mengundurkan
diri dalam pengerjaan proposal. Kepada kak mentor telah saya sampaikan segala
keluh dan kesah dan memohon maaf untuk mengundurkan diri. Namun kakak
mengatakan bukan hanya kamu yang mengalami masalah seperti ini bahkan ada yang
lebih buruk daripada yang kamu alami. Jika memang kamu ingin mencapai sesuatu
mengapa kamu tidak berinisiatif sendiri untuk mengerjakannya dan jika ingin
menggapai dan mewujudkan suatu mimpi maka tekadkan dalam hati dan pikiran bahwa
saya harus bisa menggapai itu tetap bersemangat saya yakin kamu pasti bisa.
Serontak hati dan pikiran saya tergetar merenungi, bahwa saya terlalu cepat
untuk menyerah ini bukan saatnya saya berdiam diri dan hanya menyaksikan apa
yang akan terjadi nantinya. Setelah itu saya mulai bersemangat dan ingin lebih
menampilkan sesuatu yang lebih berkesan nantinya. Saya kembali menghubungi
mereka walaupun hanya salah satu yang merespon ajakan saya. Mulai lah saya
berproses pengerjaan proposal dan alhamdulillah proposal dapat selesai dengan baik dan mengesankan.
Mulai dari mentoring hingga saat pengumpulan proposal, saya mendapat suatu
wawasan dan pelajaran“ Kelemahan terbesar
adalah menyerah. Cara paling pasti untuk sukses adalah mencoba sekali lagi.
Jangan sesekali mengucap selamat tinggal bila kamu masih mau mencoba. Jangan
sesekali menyerah jika kamu masih merasa sanggup. Jangan menyerah atas
impianmu, impian memberimu tujuan hidup. Semangat!”. saya harus mencoba,
saya tidak tahu takdir saya nantinya tapi tetaplah berusaha dan lakukan yang
terbaik.
Tahap selanjutnya adalah tahap
presentasi. Sebelum presentasi, saya merasa sangat gugup, ini pertama kalinya
saya membawakan sesuatu di depan umum kepada kakak dan teman-teman dari
fakultas yang berbeda dengan angkatan yang berbeda. Saya pesimis apakah presentasi
ini akan berjalan baik. Akan tetapi rasa gugup sebelum tampil dan rasa takut,
terminimalisir karena semangat teman kelompok saya yang bertekad untuk
menampilkan yang terbaik. Dia sangat ingin menampilkan presentasi terbaik,
walaupun hanya berdua kamipun berlatih
membawakannya dan mengkreasikan kekompakan kami pada saat presentasi.
Presentasi pun berjalan dengan lancar. Setelah tahap presentasi diumumkan lah
kelompok yang menjadi presentasi terbaik dan alhamdulillah kelompok saya yang
terpilih. Saya sangat heran dan juga sangat senang dan bahagia. Dari sini telah
saya simpulkan bahwa “Usaha tak akan mengkhianati
hasil” jika kita yakin lakukan lah
sebaik mungkin percaya pasti bisa dengan berusaha serta doa jika allah
berkehendak pasti akan tercapai. Kukatakan dalam hati “Apapun perjuangan saya hari ini pasti akan ada hasilnya. Tetap
berusaha, berdoa dan jangan pernah putus asa.”.Semangat.
Tahap
selanjutnya, tahap wawancara telah saya lalui dan akhirnya yang paling saya
nantikan adalah Pengukuhan Angkatan 10 UKM KPI Unhas. Dengan memakai almamater
kami menyanyikan lagu Indonesia Raya dan juga Mars Unhas sebagai lagu lambang
Universitas kami, kami nyanyikan dengan suara yang lantang dan semangat, dalam
ruangan yang dingin dan tertutup suara getaran suara memenuhi ruangan itu, bulu
bulu terasa merinding dan hati bergetar seraya mengatakan saya sangat bahagia.
Saya katakan dalam hati inilah perjuangan saya dan hari ini telah saya lihat
hasilnya sungguh sangat gembira dan bahagia. Pengukuhan telah dilaksanakan dan
akhirnya saya resmi menjadi anggota UKM KPI unhas. Disertai pembacaan doa dan
harapan bersama. Berakhirlah acara pengukuhan ini.
---
Setiap orang memiliki cara
tersendiri dalam menjalani kehidupan. Setiap langkah yang dijalani memberi cara
serta mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu sesuai dengan perspektif
masing-masing. Pengalaman yang dialami tentu ada yang mengesankan dan ada pula
yang tak mengesankan, tergantung dari bagaimana cara masing-masing individu
melihat dan menghayatinya. Disinilah pentingnya sabar, dengan sabar dan ikhlas
akan membuat kita dapat menelusuri setiap relung masalah untuk mencari segala
bentuk hikmah sebagai bahan refleksi dan evaluasi diri. Dan dari pengalaman
tersebut kita dapat mendapatkan pengajaran. “BERCERMIN DIRI MEMBAWA LANGKAH MENUJU JEJAK PERUBAHAN”, Pelajari
sesuatu dalam hidup. Yang dapat mendatangkan pelajaran serta pengalaman sebagai
pendorong untuk menjadi pribadi yang lebih baik di masa yang akan datang
sebagai perubahan untuk diri maupun kepada orang lain.
إِنَّ
اللّهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنْفُسِهِمْ
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan
suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.” (QS.
Ar-Ra’d:11)
Terimah
kasih kepada UKM KPI Unhas yang telah mengubah saya menjadi pribadi yang lebih
baik serta kakak – kakak yang berkontribusi langsung kepada kami memberikan
kami ilmu dan keluarga baru yang sangat harmonis. Semoga UKM KPI Unhhas dapat
berkembang lebih maju kedepannya dan semoga ilmu kakak dapat kami manfaatkan
dengan baik dan dapat menjadi amal jariyah nantinya. Sangat banyak wawasan dan
pelajaran yang luas yang saya dapatkan. Tak menyesal dapat ikut serta dalam
kegiatan ini. Sekian.
Wassalamu
alaikum warahmatullahi wabarakatuh
BERCERMIN DIRI MEMBAWA LANGKAH MENUJU JEJAK PERUBAHAN
UKM KPI Unhas
19.35

PETANI DAN PANDANGAN MAHASISWA
Jika kita
bertanya pada kebanyakan pemuda mengenai jabatan seorang petani, kebanyakan
dari mereka pasti akan menjawab bahwa bertani adalah pekerjaan yang melelahkan,
pekerjaan yang banyak menguras tenaga dan semisalnya yang menggambarkan bahwa
petani itu bukan sesuatu profesi yang menyenangkas. Ini menjadi tantangan
pertanian kita di masa depan.
Jika kita
kembali melirik sejarah sebelum abad ke-20, kebanyakan pemuda lebih tertarik
pada profesi tani ketimbang memilih sebagai pekerja kantoran. Sehingga sampai
sekarang pun kita bisa melihat orang-orang tua kita, ada yang lulus SD, SMP,
dan SMA hanya berprofesi sebagai petani. Profesi petani merupakan profesi yang
sangat dibutuhkan dalam suatu negara. Sektor pertanian menjadi salah satu
komponen yang sangat penting dalam pembangunan nasinal terutama dalam
penyediaan pangan untuk menunjukkan ketahanan pangan nasional. Para petani
menghasilkan berbagai kebutuhan primer manusia, diantaranya adalah penyediaan
bahan pangan yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Meskipun dianggap memiliki
peran penting, tidak banyak orang atau pemuda secara khusus tertarik pada
profesi satu ini.
Berdasarkan data
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Selatan, jumlah petani mengalami
penurunan selama tahun 2003 hingga tahun 2013. Jumlah petani pada tahun 2003
sebanyak 10.822.510 petani, sedangkan pada tahun 2013 menurun menjadi 9.809.460
atau sekitar 9% dari tahun 2003. Usia petani juga lebih didominasi oleh
kalangan usia tua. Tercatat bahwa jumlah keseluruhan kelompok umur produktif
(15-64) sebanyak 880.870 rumah tangga. Dari jumlah keseluruhan tersebut,
kelompok usia tani di dominasi oleh kelompok umur 35-44 tahun, yaitu 268.932
rumah tangga. Sedangkan jumlah petani kelompok umur 45 tahun ke atas sebanyak
464.129 rumah tangga. Dari sekian data-data tersebut, penurunan terjadi secara
terus menerus dari tahun 2003 hingga tahun 2013.
Banyak faktor
yang membuat pemuda tidak berminat untuk menjadi petani. Salah satunya adalah
tingkat keberhasilan dan kegagalan suatu lahan pertanian sama besarnya. Namun,
keberhasilan panen hanya memberi keuntungan yang minim. Setiap bulan, petani
harus mengeluarkan biaya produksi sebesar Rp 2,5 juta, di tambah biaya hidup
paling sederhana setiap bulannya harus mengeluarkan uang sebesar Rp 1 juta. Hal
ini tidak sebanding jika panen mengalami kegagalan, sehingga kerugian dari
petani lebih besar lagi. Oleh karena itu, banyak petani yang memilih
menjual lahan pertaniannya kepada orang lain. Kebanyakan petani akan bertahan
ketika prospek hasil pertanian bagus. Namun, perlu disadari bahwa butuh modal
yang besar untuk menjalankan proses pertanian, yang jika kita bandingkan dengan
tingkat kegagalan tidak akan sesuai antara modal yang dikeluarkan dengan penghasilan
yang diperoleh.
Minat dan
partisipasi generasi muda menurun karena suatu penyebab, misalnya anggapan
bahwa profesi petani tidak mmampu menopang masa depan, akses lahan dan modal
terbatas, dan minimnya dukungan lain bagi generasi muda. Selain itu, banyak
juga kendala yang dihadapi generasi muda dalam pertanian, misalnya terbatasnya
akses lahan, sedikitnya akses pelayanan financial, minimnya akses terhadap
pasar, dan teknologi baru untuk berpartisipasi dalam mendukung pertanian. Minat
seseorang dipengaruhi oleh latar belakang lingkungan, tingkat ekonomi, status
sosial, dan pengalaman (Mappiare, 1982).
PETANI DAN PANDANGAN MAHASISWA
UKM KPI Unhas
01.11

Menjadi
Sociopreneur Muda
“Sumber daya alam hanya berkontribusi 10% terhadap kemajuan
suatu bangsa. Faktor yang lebih mendominasi yaitu inovasi dan
kreativitas, networking, serta teknologi”
-Profesor Jamaluddin (Dosen
Universitas Hasanuddin)
Secangkir
Literasi dan Sociopreneur
Malam itu, Unit Kegiatan Mahasiswa Keilmuan
dan Penalaran Ilmiah (UKM KPI Unhas) melalui program kerja Secangkir Literasi
kembali menyuguhkan diskusi yang berkaitan erat dengan anak muda millennial.
Materi secangkir Literasi kali ini terkait dengan pembahasan Sociopreneur.
Seperti yang telah dipaparkan dibagian awal
tulisan ini. Besarnya potensi sumber daya alam Indonesia, hanya akan mampu
dikelola dengan baik oleh orang yang memberikan ide-ide brilian melalui inovasi
dan kreativitas. Bagi sebagian orang, memanfaatkan potensi sumber daya alam
terutama dalam membangun bisnis, tampaknya sulit. Tetapi bagi sebagian yang
lain potensi tersebut berhasil dikelola dengan baik. Niat saja tak cukup
Inilah yang dilakukan oleh salah satu
pembicara dalam secangkir literasi “Menjadi
Sociopreneur Muda”, Fitrawan Mufli Haskari. Salah satu wirausaha yang
bergerak di bidang Sociopreneur. Socipreneur sejatinya bukan hanya
mengejar profit semata untuk keberlangsungan bisnisnya. Tetapi, ada sisi
humanis yang dibalut dalam sebuah bisnis yang dijalankan.
Diskusi
ini dimoderatori oleh Andi Kahfi (Staff Divisi Kajian) dan Fitrawan Mufli (CEO CV. Aroma Mattirodeceng) yang bertindak selaku pemateri “Menjadi Sociopreneur Muda”. Malam itu
bincang-bincang hangat dengan Fitrawan dimulai dengan sebuah pertanyaan
“Apa arti Sociopreneur bagi anda”?
Sociopreneur
sering dikaitkan dengan dua hal antara ekonomi dengan social. Tetapi menurut
fitrawan, Sociopreneur ada tiga aspek, ekonomi, social, dan teknologi. Ketika
kita mampu memadukan ketiga aspek tersebut, Dari segi teknologi memudahkan
dalam pembuatan suatu produk. Segi ekonomi (skala mikro) akan memudahkan dalam
proses pemasaran, pencatata, dsb. Sedangkan dari segi sosial kita akan
melibatkan masyarakat dalam proses pembuatan suatu produk (dari hulu hingga
hilir). Lanjutnya, ketiga aspek tersebut akan menghasilkan dampak yang luar
biasa bagi masyarakat dan Indonesia.
Kemudian
talkshow dilanjutkan dengan beberapa pertanyaan yang berkaitann dengan bisnis
Rolic yang sedang dibangun.
“Bagaimana anda memulai bisnis Rolic?”
Fitrawan memulai ide membuat Rolic bermula secara tidak sengaja pada
Oktober 2015 silam. Saat itu, Fitrawan hendak kembali ke kampung halamanya,
Pinrang, Sulawesi Selatan. Di tengah perjalanan, ia kehujanan dan memutuskan
untuk berteduh di penjual jeruk pamelo, Pangkep, Sulawesi Selatan. Setelah itu,
Fitra mencoba untuk mencari khasiat dari jeruk pamelo. Ternyata itu dapat
dimanfaatkan jadi obat nyamuk karena mengandung minyak atsiri yang bisa
menenangkan dan dapat menjadi aroma terapi. Melihat potensi dari buah jeruk
yang cenderung menjadi sampah, kemudian saya berinisiatif untuk melakukan uji
lab. Hingga akhirnya jeruk pamelo itu dapat bermanfaat seperti sekarang.
“Bisakah anda bercerita terkait
komponen yang ada pada rolic?”
Rolic adalah sebuah terobosan inovasi dengan memadukan beberapa komponen
alami untuk menghasilkan beberapa manfaat ketika kita menggunakannya. Seperti
pengusir nyamuk, pengharum ruangan, hingga sebagai aroma terapi. Komponen
penting dalam rolic diantaranya, Pomelo Neon sebagai lampu
pijar yang terbuat dari limbah mebel dan Pomelo Relif. Komponen
kedua ini, diperoleh dari hasil ekstraksi limbah kulit jeruk pamelo dan
menghasilkan minyak atsiri yang mengeluarkan aroma harum. Proses pembuatan
rolic tersebut membutuhkan waktu sekitar tiga jam untuk merakit dan
menghasilkan satu produk lampu Rolic. Namun, di awal membuat produk ini, FItrawan
sempat terkendala dengan keterbatasan alat ekstraksi. Sehingga, harus
menyewanya dengan menggunakan biaya sendiri karena belum ada sponsor. Ia juga
sering mendapat kesulitan dalam menggunakan laboratorium untuk ekstraksi.
Alhamdulillah usaha yang selama ini dijalani tidak sia-sia.
“Bagaimana lika-liku menjalani bisnis ini?”
Awalnya,
Fitrawan mencoba submit proposal pendanaan ke beberapa kegiatan seperti kemarin
PKM 5 Bidang, PMW, Tanoto, dana beberapa yang tempat/institusi saya submit tapi
ujung-ujungnya ditolak. Proposal yang Fitrawan coba submit sudah ditolak tujuh
kali hingga akhirnya lolos pendanaan dari Kemenristedikti. Tepatnya pada
perhelatan Perusahaan Pemulai Berbasis
Teknologi (PPBT) yang diadakan oleh Kemenritekdikti. Dengan proses yang
sangat panjang, tahap demi tahap. Hingga akhirnya proposal yang ditrawan ajukan
mendapat dana, lumayan untuk digunakan dalam perkembangan bisnis ini.
“Bagaimana bisnis anda saat ini?
Dengan
adanya dana dari Kemenristekdikti, Fitrawan sudah membangun pabrik untuk
membesarkan bisnisnya. Dari segi pemasaran, Fitrawan sudah memasarkan produk ke
beberapa perusahaan, hotel, dan masyarakat tentunya. Sudah ada kontrak dengan
beberapa perusahaan untuk menggunakan oil
dari Rolic dalam perusahaannya. Selain itu, untuk menarik minat pasar terhadap
produk Rolic, Fitrawan selalu membuka stand-stand di beberapa kegiatan untuk
memamerkan produk Rolic ke masyarakat.
Pertanyaan
penutup dalam program kerja Secangkir Literasi “Menjadi Sociopreneur muda” terkait keterlibatan masyarakat.
“Apakah
anda melibatkan masyarakat dalam usaha anda?”
Awalnya kami belum melibatkan masyarakat
dalam usaha ini, tetapi untuk saat ini kami sudah melibatkan masyarakat untuk
terlibat langsung dalam proses pembuatan produk ini. Proses keterlibatan
masyarakat dari hulu hingga hilir dalam pembuatan produk Rolic. Beberapa
komponen yang telah disebutkan sebelumnya, terutama dalam komponen Jeruk Pamelo
(bahan baku Rolic), Fitrawan memanfaatkan masyarakat sebagai supplier. Jadi
limbah tidak sekedar menjadi limbah lagi, tetapi sudah memiliki nilai tambah.
Selain itu, masyarakat juga dilibatkan dalam proses pembuatan pamelo leon,
lampu pijar yang berguna untuk memanaskan ekstraksi buah jeruk pamelo tadi.
Sebelum menutup acara malam
itu, moderator kemudian melanjutkan sesi selanjutnya yakni sesi Tanya jawab
dengan pemateri. Beberapa pertanyaan yang terlontar dari audiens bukan hanya
terkait dengan lika liku Fitrawan Mufli membangun Bisnisnya, tetapi juga
terkait dengan Tips dan Trik untuk membangun bisnis. Pertanyaan itu terlontar
dari beberapa peserta diskusi yang juga saat ini sedang merintis sebuah usaha.
Fitrawan Mufli kemudian menjawab dengan lugas setiap pertanyaan yang terlontar
dari peserta diskusi. Setelah sesi Tanya jawab berakhir, moderator kemudian
menutup acara diskusi malam itu. Akhir dari diskusi ini ditutup dengan sesi foto
bersama.
MENJADI SOCIOPRENEUR MUDA
UKM KPI Unhas
23.37

MENGALIR
MELINTASI ZAMAN:
MENEBAR IDE DAN GAGASAN TANPA BATAS
Secangkir Literasi kembali hadir yang menjadi salah satu wadah
dalam mewujudkan budaya ilmiah yang dirangkaian dengan penutupan dan
penganugerahan kepada peserta Kelas Opini. Malam itu, Proses bedah buku dan
diskusi dari program kerja Secangkir Literasi terbuka untuk umum, peserta yang
hadir bukan hanya dari Keluarga Besar UKM KPI Unhas. Acara ini kemudian dipandu
oleh Kak Syuraswati yang bertindak selaku pemantik bedah buku “Mengalir Melintasi Zaman : Menebar Ide dan
Gagasan Tanpa Batas” yang dimoderatori oleh Kak Akbar. Kak Syuraswati
selaku pemantik kemudian menguraikan beberapa bagian dari buku yang dibuat oleh
Prof.Dr.A. Arsunan Arsin. Kak Syuraswati menceritakan kisah dari buku tersebut mulai dari
Prof Arsunan kecil hingga sekarang yang penuh lika liku. Menariknya dalam bedah
buku yang menjadi bagian dari program kerja Secangkir Literasi juga dihadiri oleh
sang penulis Prof.Dr.A. Arsunan Arsin yang akrab disapa kak
Chunank.
Mengalir Melintasi Zaman: Menebar Ide dan Gagasan Tanpa Batas
bercerita mengenai kisah hidup dari Prof. Arsunan dari masa kecil hingga
sekarang. Buku ini terbagi atas 5 bagian utama, yaitu Episode 1962-1980 (Masa
Kecil di Kampung Halaman), Episode 1981-1990 (Masa Pergulatan sebagai Aktivis
Mahasiswa di Unhas), Episode 1991-1998 (Masa Pengembangan Diri sebagai Dosen),
Episode 1999-sekarang (Masa Pengabdian dan Transformasi) serta Epilog. Terdapat
pula tambahan “bonus” sepuluh artikel pilihan tulisan kak Chunank yang terkait
dengan kompetensinya di bagian akhir.
Sebuah autobiografi yang dikemas dengan sangat menarik menjadi
buku yang inspiratif untuk memahami dan mengenal lebih dekat sosok Prof. Dr.A. Arsunan Arsin. Diskusi tersebut pun berhasil menggugah dan
memotivasi peserta dengan beragam kisah hidup yang telah dilalui oleh Prof
Arsunan yang tentunya menghasilkan banyak percikan-percikan hikmah di tiap-tiap
peristiwanya yang dilaluinya.
Berangkat dari pengalaman masa kecil yang terbilang tidak
mudah, namun tetap dibarengi dengan kolaborasi didikan seorang ayah yang tegas,
disiplin, kharismatik dan seorang ibu yang lemah lembut, kini mengantar seorang
Kak Chunank menjadi pribadi yang tangguh dan tahan banting. Memasuki masa
menjadi seorang aktivis kampus, beliau memiliki banyak pengalaman terkait
aksi-aksi mahasiswa, beliau pun sempat memimpin aksi pembelaan terhadap senior
yang terancam drop out. Aksi tersebut
dilakukan selain faktor solidaritas, pun karena tidak ingin masalah yang sama
terus berimbas pada mahasiswa yang lain. Hingga tiba di masa pengembangan diri,
beliau semakin membuat kita berdecak kagum hingga perjalanannya menjadi seorang
professor.
Bagian paling unik dari kisah Prof Arsunan dalam buku ini
yakni saat beliau diangkat menjadi seorang dosen yang tak kurang dari 24 jam
setelah berstatus sebagai alumni Universitas Hasanuddin. Beliau diterima pada
Formasi dosen (satu orang dokter gigi) di Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Setelah diangkat menjadi dosen, beliau kemudian melanjutkan studinya untuk
focus mengembangkan karir barunya.
Memoar yang
ditulis oleh Prof Arsunan yang menampilkan narasi yang apik dan inspiratif. Mengutip
salah perkataan dari Saifuddin AlMughny bahwa Buku Mengalir Melintasi Zaman
merupakan curahan sekaligus episode yang bagi penulisnya untuk bertransformasi
ide dan gagasan, sebab hidup sang penulis yang tidak hanya mendiami
kampus-kampus, bahkan ruang publik pun menjadi "sahabat". Beliau
adalah 'penyaksi sejarah' bagi penulisnya, dan orang -orang tercinta di
sekelilingnya.
Diskusi panjang mengenai bedah buku ini terus berlanjut
hingga beberapa pertanyaan terlontar dari peserta terkait rasa ingin tahunya lebih
banyak dengan kisah sang penulis. Kita tahu bahwa saat ini Prof Arsunan
menjabat sebagai Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, kemudian hal
ini menjadi kesempatan peserta diskusi untuk melontarkan beberapa pertanyaan. Beberapa
pertanyaan yang terlontar dari audiens bukan hanya terkait dengan kisah hidup
yang tertuang dalam buku ini, tetapi juga terkait dengan permasalahan kampus
saat ini yang melibatkan mahasiswa dan birokrasi. Prof. Arsunan kemudian
menjawab dengan lugas setiap pertanyaan yang terlontar dari peserta diskusi.
Sebelum menutup acara malam itu, moderator kemudian
melanjutkan sesi selanjutnya yakni penyerahan penghargaan kepada peserta Kelas
Opini yang diserahkan langsung oleh Prof Arsunan selaku Wakil Rektor III Bidang
Kemahasiswaan dan Alumni. Akhinrnya malam itu ditutup dengan sesi foto bersama.
MENGALIR MELINTASI ZAMAN: MENEBAR IDE DAN GAGASAN TANPA BATAS
UKM KPI Unhas
23.09
