Mencari yang Hilang: Refleksi keanggotaan UKM KPI Unhas
Mencari yang
Hilang: Refleksi keanggotaan UKM KPI Unhas
(Semuel,
Sekretaris UKM KPI Unhas Peri0de 2016)
Tulisan ini saya ingin awali dengan
mengajukan pertanyaan kepada kita semua yang berkenan membacanya. Bagaimana
pendapat anda? Jika seorang mempunyai seratus ekor sapi dan seekor diantaranya
tersesat, tidakkah ia meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor sapinya di
padang dan pergi mencari yang sesat itu? Dan bukankah jika ia berhasil
menemukan yang tersesat itu, lebih besar kegembiraanya atas yang seekor itu
dari pada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat.
Berikutnya saya ingin membagikan sebuah cerita pendek tentang seorang yang mempunyai dua anak laki-laki. Kata yang bungsu kepada ayahnya, Ayah, berikanlah
kepadaku harta milik kita yang akan menjadi hakku. Lalu ayahnya membagikan harta kekayaan itu di antara mereka. Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan hartanya. Setelah dihabiskan semuanya timbullah kelaparan di negeri itu. Lalu ia mencoba mencari pekerjaan untuk dapat bertahan hidup, tetapi hidupnya dilalui dengan penuh penderitaan. Timbullah keinginan dalam hatinya untuk kembali ke rumah Ayahnya. Ia pun memutuskan untuk pulang. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia. Tidak hanya itu Ayahnya mengadakan jamuan makan malam untuk menyambut anak yang telah pergi dan kembali itu.
Berikutnya saya ingin membagikan sebuah cerita pendek tentang seorang yang mempunyai dua anak laki-laki. Kata yang bungsu kepada ayahnya, Ayah, berikanlah
kepadaku harta milik kita yang akan menjadi hakku. Lalu ayahnya membagikan harta kekayaan itu di antara mereka. Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan hartanya. Setelah dihabiskan semuanya timbullah kelaparan di negeri itu. Lalu ia mencoba mencari pekerjaan untuk dapat bertahan hidup, tetapi hidupnya dilalui dengan penuh penderitaan. Timbullah keinginan dalam hatinya untuk kembali ke rumah Ayahnya. Ia pun memutuskan untuk pulang. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia. Tidak hanya itu Ayahnya mengadakan jamuan makan malam untuk menyambut anak yang telah pergi dan kembali itu.
Pertanyaan dan cerita di atas sama-sama
memberikan gambaran, bagaimana sukacita yang dirasakan seseorang jika
kehilangan, tetapi yang hilang itu dapat kembali. Tidak peduli, dia hilang
karena tersesat atau dia pergi karena keputusannya sendiri dan dianggap hilang.
Saya ingin mencoba membawa pertanyaan dan
cerita di atas ke dalam konteks keanggotaan UKM KPI Unhas hari ini.
Mudah-mudahan ini bukan tindakan yang keliru. Saya hanya ingin menuangkan
pandangan saya, sekaligus merefleksikan perjalanan keanggotaan UKM KPI. Saya
juga tidak bermaksud menggantikan Kanda Saifullah Masdar yang terkenal sebagai
‘bapak refleksi’ UKM KPI, sampai saat ini setidaknya beliau telah menuliskan
lebih dari 80 refleksi perjalanan UKM KPI. Walaupun belakangan beliau sudah
jarang menulis refleksi untuk UKM KPI, tapi saya percaya bukan karena kadar
kecintaannya pada rumah ilmiah (baca: UKM KPI) telah berkurang. Tapi lebih,
tengah berjuang melepaskan status ‘mahasiswa’nya. Mari kita doakan bersama.
Kembali pada konteks keanggotaan UKM KPI.
Sejak terbentuk pada 18 April 2009 lalu, sebagai sebuah UKM di Unhas, minat
Mahasiswa Unhas untuk bergabung di UKM ini terus mengalami peningkatan setiap
tahunnya. Hal itu terlihat dalam dua angkatan belakangan. Tidak kurang dari
200-300 mahasiswa berbagai fakultas meminang UKM ini sebagai tempat untuk
mengembangkan bakat dan minatnya di Unhas. Dari jumlah yang mendaftar itu,
lebih dari 50% diantaranya diterima dan dinyatakan sebagai anggota UKM KPI
Unhas. Alhamdulillah.
Namun sayang, dibalik banyaknya mahasiswa
Unhas yang diterima sebagai anggota oleh UKM KPI, sangat sedikit yang memilih
untuk terus belajar dan berproses bersama-sama di UKM ini. Banyak yang memilih
pergi dengan berbagai alasan, tapi saya pikir alasannya tidak sama dengan
cerita di awal tadi, setelah mengambil bagian (baca: ilmu) pergi dan
menghabiskannya (baca: menerapkan) di luar. Toh kalau boleh jujur salah satu
alasan mereka pergi bisa jadi karena mereka belum menemukan bagian yang dicari
di UKM ini. Banyak yang ingin mahir menulis, meneliti dan lain sebaginya tetapi
belum mendapatkan itu. Apa yang mereka bayangkan tentang UKM KPI tidak sama
saat mereka telah diterima di UKM ini. Mungkin juga karena alasan, aku tersesat
di jalan (baca: lembaga) lain. Di lain sisi, dalam dua kali pelatihan
kepenulisan yang diselenggarakan oleh UKM KPI sangat minim yang mau
mengikutinya.
Apapun itu, alasannya, kami yang diberikan
amanah sebagai pengurus UKM KPI Unhas periode 2016, sebagai keluarga akan
sangat bahagia jika teman-teman memutuskan untuk kembali ke rumah kita. Kami
akan menyambut dengan sukacita kedatangan teman-teman. Setelah itu, mari kita
intropeksi bersama-sama, memperbaiki jika ada yang salah di UKM ini, yang
menyebabkan teman-teman pergi. Di samping itu, hal-hal yang sudah baik di UKM
ini mari kita jaga, pertahankan dan tingkatkan.
Selain yang menghilang, ada juga anggota
UKM KPI yang datang hanya jika diamanahkan sebagai panitia pelaksana kegiatan
di UKM KPI. Ini memang sudah lebih baik jika dibandingkan dengan yang tidak
pernah kelihatan sama sekali. Tetapi harus dipahami bahwa keberadaan UKM ini ke
depan sangat ditentukan oleh anggota baru UKM KPI yang akan menjalankan roda
kepengurusan nantinya. Dan untuk memastikan itu berlangsung dengan baik, kita
harus memahami ruh UKM ini secara mendalam, dan saya yakin itu sulit untuk
dipahami ketika kita datang hanya pada saat diamanahkan sebagai pelaksana
kegiatan. Sudah menjadi resiko bahwa memilih UKM ini sebagai jalan, berarti
siap untuk membesarkan UKM ini. Untuk itu, mari kita berpartisipasi aktif dalam
kegiatan-kegiatan UKM KPI, baik yang diamanahkan sebagai panitia pelaksana
maupun yang tidak. Mari kita datang duduk bersama-sama di Rumah Ilmiah (baca:
sekret), cari apapun yang bisa membuat kita nyaman di sana, belajar ataupun
berdiskusi bersama, itu akan membangun hubungan emosinal diantara kita semua,
dan perlahan-lahan rasa malu sebagai salah satu alasan untuk tidak muncul dapat
dihilangkan. Berikan saran perbaikan untuk hal-hal yang tidak baik yang membuat
kita tidak nyaman berada di sana.
Untuk kakanda-kakanda juga yang telah
melalui proses panjang di UKM ini, mari sesekali jika masuk di kampus merah,
sempatkanlah untuk mengunjungi rumah kita, kami akan sangat senang menyambut
kedatangan kakanda semua, apalagi jika berkenan memberikan saran perbaikan UKM
KPI kedepannya. Terima kasih juga bagi kakanda-kakanda yang masih senantiasa
membersamai kami di rumah ilmiah. Telah banyak memberikan masukan untuk
kejayaan UKM KPI di masa mendatang.
Akhirnya, semoga apapun yang kita niatkan,
apapun yang kita ikhtiarkan, apapun yang kita lakukan, apapun yang kita berikan
kritik ataupun maupun saran untuk UKM KPI akan bermuara pada satu tujuan yang
sama yakni untuk kejayaan penalaran, kejayaan UKM KPI Unhas. Sekian.
0 comments:
Posting Komentar