Opini : UKM KPI Unhas : Suatu Jalan yang Berbeda
UKM KPI Unhas:
Suatu Jalan yang Berbeda
Oleh:
Syurawasti Muhiddin
Dewan Konsultatif UKM KPI Unhas Periode 2016
Koordinator Divisi PSDM Periode 2015
Koordinator Divisi Penelitian Periode 2014
Kehidupan
manusia adalah hamparan jalan-jalan yang siap untuk menjadi pilihan
masing-masing orang. Pilihan adalah salah satu bagian dari adanya free will (kehendak bebas) manusia yang
melekat padanya. Setiap pilihan diikuti oleh risiko dan konsekuensi
masing-masing. Manusia memang diberikan kehendak bebas, tetapi manusia tidak
bisa lepas dari apa yang dikatakan sebagai pertanggungjawaban. Mari kita
memilih dan siap bertanggung jawab.
Paragraf
pembuka di atas menjadi pengantar kita untuk sampai pada pertanyaan tentang
hidup yang bertanggung jawab. Bagi kita yang mengimani, kita akan ditanya kelak
di hari pertanggungjawaban tiba. Kemana kaki kita melangkah ketika kita masih
hidup? Dengan cara apa kita menghabiskan waktu muda kita? Tentu kita tidak akan
mungkin bisa berkata tidak benar karena pada hari persaksian tiba, tangan dan
kaki kita sendiri menjadi saksi atas segala yang kita lakukan.
Sebagian
dari kita mungkin bisa sedikit lebih percaya diri untuk menyambut datangnya
hari tersebut. Setidaknya kita telah memilih suatu jalan yang berbeda, yaitu memilih
untuk berkiprah di UKM KPI Unhas. Namun, apakah jalan yang berbeda ini
betul-betul telah kita buat berbeda dari jalan-jalan lainnya?
Saya
telah memilih UKM KPI Unhas sebagai salah satu jalan saya untuk berkiprah. Selama
hampir empat tahun, saya berproses sebagai anggota UKM KPI Unhas dan sampai
saat ini telah sampai pada status Akademisian III. Proses ini yang membuat saya
berpikir bahwa UKM KPI Unhas dapat menjadi suatu “jalan yang berbeda” dari
jalan-jalan lainnya jika kita berproses di dalamnya dengan proses yang
sebetul-betulnya.
Para
pendiri UKM KPI Unhas memiliki cita-cita mulia untuk menjadikan UKM KPI sebagai
suatu role model dalam pencapaian budaya
ilmiah. Para pendiri UKM KPI bercita-cita menjadikan UKM KPI sebagai suatu supportive system bagi pengembangan
budaya ilmiah di kampus Universitas Hasanuddin. Sungguh cita-cita yang tidak
biasa bukan?
Proses
pendiriannya pun bukan proses yang singkat, tetapi proses yang panjang sejak
dirintis hingga dirilis sebagai UKM. Para pejuang pendiri UKM KPI Unhas juga
mendirikan UKM ini dengan dasar yang kuat, terbukti dari survey yang dilakukan oleh tim pendiri. Survey yang dilakukan terhadap dosen dan mahasiswa mengenai
pentingkah UKM ini didirikan. Salah satu perintis pendiri UKM KPI Unhas pernah
bercerita tentang pengalamannya merintis UKM ini. Dia menyampaikan dengan
sangat mengenang, bahwa seorang dosen dengan nada merendahkan mengatakan kepada
tim “apakah gunanya UKM ini didirikan?”. Beliau mengatakan perasaannya kepada
saya bahwa seolah-seolah pendirian UKM ini tidak akan memberikan warna baru. Adanya
UKM ini tidak akan berbeda dengan sebelum UKM ini ada.
UKM
KPI Unhas dihadirkan untuk menjadi pusat kajian dan penelitian bagi
mahasiswa-mahasiswa yang berminat dalam penalaran dan pengembangan ilmu pengetahuan.
Divisi-divisi yang ada dalam struktur kepengurusan UKM KPI diharapkan
mengantarkan KPI untuk mewujudkan visinya tersebut. UKM KPI Unhas seyogianya
menjadi sistem yang kuat untuk menyebarkan budaya ilmiah di Kampus. Berbicara
mengenai budaya ilmiah, maka pembahasan kita akan jauh lebih banyak. Namun,
secara sederhana budaya ilmiah dapat dilihat pada kebiasaan-kebiasaan mahasiswa
yaitu berdiskusi, berdialog, berdebat secara ilmiah dan tentunya menulis secara
ilmiah.
Pernah
berkiprah sebagai koordinator PSDM UKM KPI Unhas selama satu periode (2015),
membuat saya belajar bahwa UKM KPI tidak main-main dalam upaya pengembangan
sumber daya anggotanya. Para pendiri UKM KPI Unhas meletakkan pola kaderisasi
yang komprehensif bagi anggotanya. UKM KPI Unhas memiliki profil kader yang
siap mendukung pencapaian visi dan misinya. Saya tidak akan membahas panjang lebar pola
kaderisasi itu pada kesempatan ini. Saya hanya
ingin membagikan bahwa pola kaderisasi UKM KPI Unhas dirancang untuk
membina dan mengantarkan mahasiswa yang menjadi anggota KPI, untuk mencapai
status sebagai mahasiswa yang seyogianya. Mungkin agak berlebihan kalau kita
sebut sebagai mahasiswa ideal. Mahasiswa yang seyogianya yaitu mahasiswa yang
terlibat aktif dalam upaya penerapan tri dharma
perguruan tinggi (pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat). Mahasiswa
yang seyogianya adalah mahasiswa yang mampu me-manage dirinya pada tiga dimensi diri, yaitu jasmani, psikologis
dan spiritual. Oleh sebab itu, anggota UKM KPI dibenak para pediri bukan hanya
sekedar mahasiswa yang cerdas, hebat dalam berbicara dimuka umum, hebat dalam
menulis karya tulis ilmiah, hebat dalam berdiskusi. Lebih dari itu, anggota KPI
adalah mahasiswa yang mengedepankan tutur tindak (akhlak) yang baik, memiliki kebijaksanaan
dan tentunya beriman kepada Tuhan yang Maha Esa. Jika profil anggota ini dapat
tercapai maka budaya ilmiah akan dengan mudah dikembangkan di kampus tercinta
kita. Tentunya UKM KPI Unhas akan dikenal sebagai UKM yang mampu membina
generasi yang handal, yang kelak menjadi ilmuwan dan atau praktisi, yang dapat
memberikan kontribusi bagi bangsa Indonesia.
Mungkin
bagi sebagian orang harapan yang menjadi cita-cita pendiri ini adalah harapan
yang sangat tinggi dan sangat jauh untuk dicapai. Saya hanya ingin
menyampaikan, sebagai generasi yang dikenal sebagai generasi Z yang suka
terburu-buru, tidak sabar, tidak isiplin dan mengutamakan yang instan,maka kita perlu lebih mawas diri.
Tidak selalu sesuatu yang besar itu
dicapai dengan semudah membalikkan telapak tangan bukan? Cita-cita besar nan
mulia dicapai secara perlahan dan bertahap tetapi pasti. Cita-cita besar nan
mulia dicapai dengan proses yang baik pula. Dengan cita-cita tersebut, UKM KPI
tentunya menjad jalan yang berbeda dengan jalan yang lainnya. Pada jalan ini,
kita tidak sekedar menyalurkan minat bersama dengan orang lain, tetapi kita
punya visi dan misi untuk menjadi bagian dari suatu pembinaan manusia dan
pengembangan lingkungannya.
Pertanyaan
yang muncul sekarang, sudahkah kita menjadi bagian dari upaya mencapai
cita-cita besar nan mulia itu? Sudahkan kita betul-betul menjadi berbeda dengan
menjadi bagian dari UKM KPI Unhas? Jika belum, kapan kita hendak memulainya? Sebagai
suatu pilihan, menjadi anggota UKM KPI Unhas memiliki suatu konsekuensi.
Konsekuensi yang logis bahwa sebagai anggota KPI, kita semua akan terlibat
dalam pencapaian cita-cita besar nan mulia itu. Jika kita tidak bersedia dengan
konsekuensi ini, maka tidak ada pilihan lain selain memutar haluan meninggalkan
jalan ini. UKM KPI Unhas sudah memiliki visi dan misinya. Para pendiri telah
berupaya meletakkan budaya organisasi yang sejalan dengan visi dan misi
tersebut dan sudah dirumuskan strategi-strategi mencapai tujuan itu.
Strategi-strategi tersebut boleh berubah dan terus dimodifikasi sesuai dengan
perkembangan zaman yang mengikuti. Namun cita-cita besar nan mulia yang
tertuang dalam visi dan misi tidak bisa berubah. Cita-cita itu menjadi kompas
bagi UKM KPI Unhas. Sungguh bukan hal yang bijak jika kita tidak
mau menjadi bagian dalam mencapai cita-cita tersebut. Apalagi jika datang
membawa cita-cita dan tujuan lain yang berseberangan dengan cita-cita besar nan
mulia UKM KPI Unhas. Hal itu sama saja kita menjadi penumpang bus yang naik
pada halte yang keempat dan kita tiba-tiba ingin mengambil alih kendali supir
bus menuju ke tempat lain ataupun memutar balik bus kembali ke halte yang
pertama, padahal kita sudah tahu tujuan awal bus.
Kita
perlu memulai menentukan sikap dan langkah kita ke depannya. Ketika kita
ditanya tentang kemana langkah kaki kita melewatkan masa muda kita, maka kita
akan sedikit lebih percaya diri bahwa kita melewatkannya di UKM KPI dalam wujud
pembinaan generasi yang handal dan pengembangan budaya ilmiah. Kita telah
terlibat dalam mewujudkan cita-cita besar nan mulia. Kita tidak sama dengan
yang lainnya. Ketika kita berkumpul, kita tidak sekedar menyalurkan minat kita
dalam menulis, berdebat, ataupun berpidato. Namun, kita juga berdiskusi untuk
memikirkan kemajuan generasi dan organisasi kita bersama, dalam rangka mencapai
cita-cita besar dan mulia. UKM KPI Unhas menjadi ladang menuai pahala bagi
kita. Ladang tempat kita menanam biji ibadah yang akan kita petik bunga
pahalanya yang indah dan wangi.
Pada
dasarnya setiap jalan yang kita pilih perlu untuk kita buat berbeda, dimanapun
dan bagaimanapun jalan itu. Berbeda berarti bahwa jalan itu tidak banyak
ditempuh oleh orang lain karena tampak gersang dan sukar dilalui. Namun jalan
itulah yang merupakan jalan menuju ke tempat yang indah. Mungkin jalan yang kita anggap menarik dan
penuh dengan kenyamanan adalah jalan menuju ke tempat yang suram dan gelap.
Jalan mana yang kita pilih? Akankah kita membuat jalan kita berbeda?
0 comments:
Posting Komentar